Wednesday, June 29, 2016

Ragam Bahasa Indonesia, Fungsi dan Sifatnya.


Ragam Bahasa Indonesia

Kita ketahui bahwa tidak ada masyarakat yang seragam, demikian pula halnya tidak ada hidup yang seragam. Keanekaragaman dalam pemakaian bahasa merupakan perwujudan variasi-variasi bahasa. Variasi-variasi bahasa dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari segi diakronis dan dari segi sonkronis. Variasi-variasi bahasa yang timbul dari perbedaan asal penuturnya disebut dialek geografis atau dialeg regional, sedangkan variasi bahasa yang disebabkan oleh perbedaan kelas sosial penuturnya disebut dialek sosial atau sosiolek.

Setiap penutur mempunyai sifat-sifat khas, baik yang disebabkan oleh faktor fisik maupun psikis yang dimilikinya. Jadi harus dibedakan antara dialek dengan idiolek karena kedua pengertian tersebut mempunyai pengertian sama.

Di dalam media massa, misalnya surat kabar dapat dijumpai berbagai jenis tulisan seperti berita tentang kekeringan, iklan, tajuk rencana, dan lain-lain masing-masing menggunakan pengungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sifta khas kebutuhan pemakainya. Perlu diingat bahwa bahasa berita berbeda dengan bahasa iklan, bahasa iklan berbeda dengan bahasa kritik, bahasa kritik berbeda pula dengan dengan bahasa gosip. Variasi-variasi bahasa yang disebabkan oleh sifat-sifat khas dengan kebutuhan pemakainya disebut register.

Ragam bahasa muncul dalam masyarakat sesuai dengan fungsi dan sifatnya. Antara fungsi situasi pemakaian bahasa sangat erat hubungannya sebab kita harus  memilih ragam bahasa yang akan digunakan serta memilih suatu topik pembicaraan sesuai dengan situasi yang ada. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ragam bahasa adalah suatu patokan yang dipergunkan untuk menentukan salah satu variasi bahasa yang ada dan timbul karena kebutuhan penutur akan adanya alat komunikasi yang serasi dengan konteks sosialnya. Ragam bahasa dibedakan berdasarkan fungsi, situasi, tempat bicara, pokok pembicaraan, serta pembicaraannya sendiri. Jadi ragam bahasa dapat dikelompokkan menjadi (1) ragam ringkas dan ragam lengkap, (2) ragam lisan dan ragam tulis, serta (3) ragam baku dan ragam nonbaku.

Disamping ketiga ragam bahasa di atas, masih dikenal pula bahasa literer dan ragam bahasa vernakuler. Ragam bahasa literer merupakan tingkatan bahasa yang paling tinggi diantara ragam bahasa yang ada, sedangkan ragam bahasa vernakuler merupakan ragam bahasa yang paling rendah tingkatannya.

Uraian di atas hendaknyalah tidak menimbulkan kesan seakan-akan setiap ragam bahasa tersebut memiliki kosa kata yang terpisah-pisah. Sebenarnya sejumlah kata yang ada dalam suatu bahasa terpakai dalam semua jenis ragam bahasa dan hanya sebagaian kecil saja kata-kata yang mempunyai asosiasi khusus yang menjadi milik dan ciri khas ragam itu masing-masing. Biasanya ragam literer dan formal lebih terikat pada kata-kata yang telah lama dan mantap serta diterima secara umum, dibandingkan dengan ragam nonformal dan vernakuler. Dua jenis ragam yang terakhir ini biasanya gemar akan kata-kata baru, kata-kata yang belum mantap dan besar kemungkinan tidak akan bertahan lama.

No comments:

Post a Comment