Saturday, June 11, 2016

Negara Kita adalah Negara Jadi-Jadian!


NEGERI kita ini memang banyak masalah. Banyak kasus yang membuat kita harus mengelus dada karena merasa prihatin. Perbuatan anak manusia di negeri ini, sudah seperti binatng buas yang tidak tahu aturan. Tindakan mereka tidak hanya merugikan banyak orang, tetapi juga telah memakan korban jiwa. Bicara moral seakan sudah basi. Tidak ada lagi rasa malu di hati anak negeri ini. Mereka bertindak semau-maunya, tanpa memikirkan orang lain. Ada banyak hal yang harus kita introspeksi dalam perjalanan bangsa ini pada tahun 2007, yang seharusnya menjadi musuh bersama orang-orang yang memiliki hati nurani. Terkecuali, kalau Anda adalah seekor binatang buas yang hidup berdampingan bersama masyarakat, dengan kedok kemunafikan.

Pertama, Korupsi.

Kita tidak tahu persis berapa triliun rupiah uang negara yang telah digarong/dicuri dan diselewengkan oleh koruptor untuk memperkaya diri sendiri golongan dan keluarganya. Mereka terdiri dari para pejabat tinggi negara, baik eksekutif maupun legislatif, para pegawai negeri, dari tingkat pusat hingga tingkat daerah, dan bahkan tingkat desa. Tindak korupsi ini dilakukan baik oleh orang per orang maupun secara berjamaah. Yang jelas mencuri uang negara itu sudah membudaya, karena dilakukan sejak Orde lama, lalu Orde Baru, dan diteruskan hingga masa reformasi sekarang ini. Lebih dari itu, proses pemilihan dan pergantian Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diduga banyak pihak, syarat dengan kepentingan politik. Para elit politik tersebut merasa gerah dengan tindakan ketua KPK sebelumnya yang mengancam posisi mereka. Kita tunggu saja, apakah korupsi berjamaah akan segera berakhir, atau semakin besar karena tidak akan di kutak-katik lagi?.

Kedua, Perusakan Lingkungan.

Indonesia sebenarnya dianugerahi alam yang subur dan makmur. Hutan tumbuh lebat. Namun, karena nafsu tamak manusia, hutan seluas 120 juta hektare kini tinggal 19 juta yang masih perawan, masih asri dan indah. Sisanya sekitar 101 juta hektare sudah dalam tahap kritis alias gundul. Menurut Greenpeace, sebuah LSM internasional peduli lingkungan, Indonesia menghancurkan sekitar 51 km persegi hutan setiap harinya, atau setara dengan luas 300 lapangan bola setiap jam. Sebuah angka yang, menurut Greenpeace telah menempatkan Indonesia sebagai negara penghancur hutan tercepat di dunia. Kerugian negara akibat penebangan hutan secara tidak sah ini mencapai 50-60 juta meter kubik atau senilai Rp 30-45 triliun setiap tahunnya. Akibat dari pembabatan hutan dan perusakan lingkungan yang telah berlangsung puluhan tahun ini, lihatlah apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini. Air laut tiba-tiba pasang dan membanjiri sebagian kawasan Jakarta. Ini belum termasuk banjir bandang dan angin puting beliung yang menghantam rumah-rumah penduduk di berbagai daerah. Bila pembabatan hutan ini tidak segera dihentikan, bisa dipastikan "kiamat-kiamat kecil" yang menyengsarakan rakyat akan terus berlangsung. Semua kerusakan tersebut dikhawatirkan akan mengakibatkan terjadinya pemanasan global. Belum lagi tindakan pengrusakan lingkungan lainnya yang dilakukan oleh segelintir orang dengan cara mengimpor "sampah" kondom bekas sebanyak 25 ton dari luar negeri. Untuk memperoleh keuntungan yang sedikit, mereka tidak memikirkan dampak yang ditimbulkan dari "sampah" itu.

Ketiga, adalah Narkoba.

Di Indonesia jumlah pengguna narkoba dalam beberapa tahun ini diperkirakan sekitar empat juta. Jika setiap pemakai narkoba mengonsumsi satu gram sehari berarti hanya dalam waktu 24 jam sebanyak 4 ton narkoba berbagai jenis dikonsumsi penduduk Indonesia. Sebulan jumlah itu mencapai 120 ton. Sebuah angka yang sungguh fantastis. Jumlah pengguna yang begitu besar ditambah lemahnya penegakan hukum di Indonesia tentu membuat ngiler para pengedar narkoba untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Tak mengherankan bila kemudian negeri ini dijadikan pusat peredaran narkoba oleh para pengedar internasional. Tentu saja mereka juga bekerja sama dengan warga Indonesia. Yang mengejutkan 57 persen dari kasus AIDS dan HIV yang terjadi hingga maret 2007, terjadi diusia remaja, yakni 15 tahun hingga 29 tahun. Sebagian besar, yakni 62 persen terinfeksi narkotika/narkoba yang menggunakan jarum suntik. Kita semua berharap agar bangsa ini menjadi negara yang bersih dari korupsi dan tindakan moral. Yang pasti, kita semua tidak menginginkan kalau bangsa ini menjadi negara-negara jadi-jadian. Jadi sarang koruptor. Jadi sarang bandar narkoba. Sudah saatnya kita bercermin dari masa lalu yang buruk, menuju Indonesia yang dirahmati Allah SWT. Kuncinya satu, semua dari kita memupuk keimanan yang sebaik mungkin. InsyAllah. Amiin.

No comments:

Post a Comment