Segala macam pengetahuan,
pengetahuan apa saja adalah penting, berguna, dan mulia. Tidak ada pengetahuan
yang tidak penting atau kurang penting, yang tidak berguna atau kurang berguna.
Alangkah pentingnya ilmu
kesehatan, ilmu kedokteran. Dengan ilmu kesehatan dan pengobatan dari dokter,
orang dapat hidup sehat dan kuat, kuat jasmani dan kuat rokhani, sehingga dapat
merasakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam hidupnya. Alangkah sengsaranya
manusia yang hidupnya sakit-sakitan, sekalipun dia kaya raya atau mempunyai
pangkat yang tinggi.
“Mahkota termahal di dunia ini ialah kesehatan”, demikian artinya salah satu sabda Rasulullah Saw.
Demikian pentingnya ilmu
kesehatan dan pengobatan, dan tak kurang dari itu pentingnya juga ilmu-ilmu
yang lain, seperti ilmu hukum, ilmu tehnik, ilmu ekonomi dll. Tetapi yang
paling menonjol pentingnya ialah ilmu pengetahuan tentang kehidupan yang kekal
dan abadi, yaitu kehidupan di akhirat nanti.
Dikatakan menonjol, karena
kehidupan di akhirat jauh lebih besar, lebih luas dan lebih lama daripada
kehidupan di dunia ini, satu penghidupan yang tak berakhir, tidak berkesudahan,
tetapi terus menerus tak ada ujung atau akhirnya.
Perbandingan kehidupan di dunia
ini dengan penghidupan di akhirat nanti sebagai yang telah disabdakan oleh
Rasulullah Saw, adalah ibarat seorang yang pergi ke laut, lalu memasukkan salah
satu jarinya ke dalam laut, lalu mengangkat jari itu ke atas. Air yang melekat
pada jarinya itulah kehidupan dunia, sedang air yang masih tertinggal di dalam
samudera luas itulah kehidupan akhirat.
Ilmu kesehatan, pengobatan,
ekonomi, hukum, tehnik dan lain-lain ilmu pengetahuan ini hanya mengantar
manusia mencapai kebahagiaan dan kegembiraan hidup di dunia yang fana. Sedang
pengetahuan tentang akhirat mengantar manusia untuk mencapai kebahagiaan dan
kesenangan hidup di akhirat yang kekal dan abadi.
Ilmu tentang akhirat adalah inti
atau puncak dari seluruh ilmu pengetahuan. Orang atau sarjana-sarjana yang
telah mendapat titel kesarjanaan dalam
ilmu pengetahuan yang lain, tetapi belum yakin dan belum mengetahui tentang
kehidupan di akhirat, berarti belum sampai di top atau di puncak ilmu
pengetahuannya.
Pengetahuan tentang akhirat lain
dari pengetahuan-pengetahuan lainnya. Pengetahuan biasa boleh dikatakan
seluruhnya mengenai hal-hal yang sudah terjadi, sebab itu mempunyai fakta-fakta
yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia. Tetapi pengetahuan tentang
akhirat adalah pengetahuan tentang suatu yang belum terjadi, tentang suatu yang
akan terjadi kelak dikemudian hari. Tidak ada fakta-faktanya, tidak dapat
dibawa kedalam laboratorium.
Pengetahuan tentang akhirat 100%
berdasarkan Kitab-kitab Suci yang diturunkan kepada Rasul-rasulNya, yang kita
dapat mempercayainya berdasarkan fakta-fakta yang sudah terjadi di alam ini.
Sebab itu tidak semua orang dapat
mempercayainya dan meyakininya. Ada orang yang mempercayai dan meyakininya, dan
ada pula orang yang tidak dapat mempercayai dan meyakinkannya. Ilmu tentang
akhirat adalah ilmu yang tidak ada sangkut-pautnya dengan harta, benda, makan,
minum, pangkat dan lainnya. Karena kesuciannya, maka pengetahuan tentang
akhirat tidak dapat dicapai oleh Setan dan Iblis. Pengetahuan tentang akhirat
tertutup bagi Setan dan Iblis. Juga
tertutup bagi manusia-manusia yang masih dipengaruhi oleh Setan dan Iblis,
manusia-manusia yang bergelimang dengan kesalahan dan dosa-dosa, manusia yang
masih dikuasai oleh hawa nafsunya terhadap harta, benda dan pangkat.
Hanya orang-orang yang bersih dan
selalu mensucikan diri dapat mencapai limu pengetahuan dan keyakinan terhadap
kehidupan akhirat ini. Yaitu orang-orang yang terpilih, manusia-manusia
pilihan, yaitu para Nabi-nabi dan Rasul-rasul, para Wali-wali Allah dan
pengikut-pengikut mereka.
Allah memberikan ucapan selamat
terhadap manusia-manusia terpilih yang dapat meyakinkan akan kehidupan di
akhirat nanti :
“Katakanlah: Segala puji bagi Allah, dan selamat sejahteralah atas hamba-hambaNya yang telah terpilih itu. Apakah Allah yang lebih baik ataukah Tuhan-tuhan palsu yang mereka sekutukan itu?”
Manusia yang terpilih yang
mendapatkan rakhmat dan karunia Allah untuk dapat meyakinkan dan mempercayai
kehidupan di akhirat, lebih yakin akan adanya kehidupan akhirat itu daripada
terbit atau munculnya matahari dipagi besok.
Manusia yang mengingkari
kehidupan akhirat mengira bahwa hukum yang berlaku pada manusia sesudah mati
adalah sama dengan hukum yang berlaku pada tumubuh-tumbuhan dan
binatang-binatang. Mereka lihat tumbuh-tumbuhan itu bertumbuh meninggi dan
membesar dengan batang, dahan dan ranting-rantingnya, berdaun berkembang dan
berbuah, lama-lama menjadi tua dan rontok, lalu mati dan lapuk, lalu tumbuh
lagi yang lain. Begitu juga binatang-binatang lahir menyusui menjadi semakin
besar, lalu beranak dan berkembang biak. Maka yang tua mati dan hancur menjadi
tanah, lalu digantikan oleh anak turunannya.
Manusia mereka anggap sama dengan
tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang itu, sesudah mati hancur menjadi tanah,
lalu lahir manusia-manusia baru, yang sudah mati sudah menjadi tidak ada.
Mereka tidak tahu amat besar perbedaan antara manusia dan tumbuhan dan
binatang-binatang dalam jasad atau tubuhnya, tetapi terdapat perbedaan yang
besar dan banyak sekali dalam roh atau jiwanya. Tangga pertama untuk dapat
meyakinkan kehidupan di akhirat, ialah mempelajari lebih dalam tentang tubuh
dan roh manusia.
Manusia yang tak mengetahui atau
buta sama sekali tentang hakekat atau jiwanya sendiri, tidak mengetahui
perbedaab antara jasad dan roh, maka perhatian dalam hidupnya tertuju hanya
kepada jasad atau tubuhnya saja. Yang mereka pentingkan hanya kelezatan dan
kesenangan hidup dunia. Mereka bercita-cita akan hidup kekal dan selama-lamanya
di dunia ini, lupa akan hari pembalasan dan hakekat kehidupan akhirat.
Tetapi bila manusia sudah
mempelajari akan hakikat diri manusia dan jiwanya, maka manusia itu akan
memikirkan dan memperhatikan soal-soal roh dan jiwa ini lebih dari soal-soal
yang bertalian dengan mati dan soal-soal
yang akan terjadi sesudah matinya. Mereka lalu bersiap dan bersedia
segala keperluan untuk menghadapi kehidupan akhirat itu selama mereka masih
hidup di dunia ini. Mereka akan mempergunakan setiap kesempatan dalam hidup ini untuk melakukan sebanyak
mungkin kebaikan dan kebajikan,
bertaubat dan minta ampun. Mereka akan jauhi segala perbuatan-perbuatan jahat,
kemungkaran dan maksiat.
Jelas sekali perbedaan antara
orang-orang yang meyakinkan akan akhirat dan orang-orang yang mengingkarinya.
Yang yakin akan akhirat berlomba-lomba berbuat kebajikan, sedang yang
mengingkarinya berlomba-lomba berbuat jahat dan bersenang-senang.
Orang-orang yang yakin akan
akhirat dan berlomba-lomba berbuat kebajikan dan menjauhi segala kejahatan dan
kemungkaran, hilanglah bagi mereka ketakutan terhadap mati, timbul keinginan
untuk bertemu dengan Allah. Beginilah sifat-sifatnya orang-orang suci, para
Nabi dan Rasul, para Wali dan Shalihin.
Bila kepada mereka ditentukan
umur yang pendek, mereka ridha, tetapi bila diberikan umur yang panjang, umur
yang panjang itu mereka pergunakan untuk melakukan kebajikan
sebanyak-banyaknya.
Alangkah indahnya dunia ini, bila
semua manusia berlomba-lomba melakukan kebajikan, menjauhi segala kejahatan dan
kemungkaran.
No comments:
Post a Comment