Tuesday, March 26, 2019

Keutamaan Pengetahuan Tentang Kehidupan Akhirat.


Segala macam pengetahuan, pengetahuan apa saja adalah penting, berguna, dan mulia. Tidak ada pengetahuan yang tidak penting atau kurang penting, yang tidak berguna atau kurang berguna.

Alangkah pentingnya ilmu kesehatan, ilmu kedokteran. Dengan ilmu kesehatan dan pengobatan dari dokter, orang dapat hidup sehat dan kuat, kuat jasmani dan kuat rokhani, sehingga dapat merasakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam hidupnya. Alangkah sengsaranya manusia yang hidupnya sakit-sakitan, sekalipun dia kaya raya atau mempunyai pangkat yang tinggi.
“Mahkota termahal di dunia ini ialah kesehatan”, demikian artinya salah satu sabda Rasulullah Saw.
Demikian pentingnya ilmu kesehatan dan pengobatan, dan tak kurang dari itu pentingnya juga ilmu-ilmu yang lain, seperti ilmu hukum, ilmu tehnik, ilmu ekonomi dll. Tetapi yang paling menonjol pentingnya ialah ilmu pengetahuan tentang kehidupan yang kekal dan abadi, yaitu kehidupan di akhirat nanti.

Dikatakan menonjol, karena kehidupan di akhirat jauh lebih besar, lebih luas dan lebih lama daripada kehidupan di dunia ini, satu penghidupan yang tak berakhir, tidak berkesudahan, tetapi terus menerus tak ada ujung atau akhirnya.

Perbandingan kehidupan di dunia ini dengan penghidupan di akhirat nanti sebagai yang telah disabdakan oleh Rasulullah Saw, adalah ibarat seorang yang pergi ke laut, lalu memasukkan salah satu jarinya ke dalam laut, lalu mengangkat jari itu ke atas. Air yang melekat pada jarinya itulah kehidupan dunia, sedang air yang masih tertinggal di dalam samudera luas itulah kehidupan akhirat.

Ilmu kesehatan, pengobatan, ekonomi, hukum, tehnik dan lain-lain ilmu pengetahuan ini hanya mengantar manusia mencapai kebahagiaan dan kegembiraan hidup di dunia yang fana. Sedang pengetahuan tentang akhirat mengantar manusia untuk mencapai kebahagiaan dan kesenangan hidup di akhirat yang kekal dan abadi.

Ilmu tentang akhirat adalah inti atau puncak dari seluruh ilmu pengetahuan. Orang atau sarjana-sarjana yang telah mendapat titel  kesarjanaan dalam ilmu pengetahuan yang lain, tetapi belum yakin dan belum mengetahui tentang kehidupan di akhirat, berarti belum sampai di top atau di puncak ilmu pengetahuannya.

Pengetahuan tentang akhirat lain dari pengetahuan-pengetahuan lainnya. Pengetahuan biasa boleh dikatakan seluruhnya mengenai hal-hal yang sudah terjadi, sebab itu mempunyai fakta-fakta yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia. Tetapi pengetahuan tentang akhirat adalah pengetahuan tentang suatu yang belum terjadi, tentang suatu yang akan terjadi kelak dikemudian hari. Tidak ada fakta-faktanya, tidak dapat dibawa kedalam laboratorium.

Pengetahuan tentang akhirat 100% berdasarkan Kitab-kitab Suci yang diturunkan kepada Rasul-rasulNya, yang kita dapat mempercayainya berdasarkan fakta-fakta yang sudah terjadi di alam ini.

Sebab itu tidak semua orang dapat mempercayainya dan meyakininya. Ada orang yang mempercayai dan meyakininya, dan ada pula orang yang tidak dapat mempercayai dan meyakinkannya. Ilmu tentang akhirat adalah ilmu yang tidak ada sangkut-pautnya dengan harta, benda, makan, minum, pangkat dan lainnya. Karena kesuciannya, maka pengetahuan tentang akhirat tidak dapat dicapai oleh Setan dan Iblis. Pengetahuan tentang akhirat tertutup  bagi Setan dan Iblis. Juga tertutup bagi manusia-manusia yang masih dipengaruhi oleh Setan dan Iblis, manusia-manusia yang bergelimang dengan kesalahan dan dosa-dosa, manusia yang masih dikuasai oleh hawa nafsunya terhadap harta, benda dan pangkat.

Hanya orang-orang yang bersih dan selalu mensucikan diri dapat mencapai limu pengetahuan dan keyakinan terhadap kehidupan akhirat ini. Yaitu orang-orang yang terpilih, manusia-manusia pilihan, yaitu para Nabi-nabi dan Rasul-rasul, para Wali-wali Allah dan pengikut-pengikut mereka.

Allah memberikan ucapan selamat terhadap manusia-manusia terpilih yang dapat meyakinkan akan kehidupan di akhirat nanti :
“Katakanlah: Segala puji bagi Allah, dan selamat sejahteralah atas hamba-hambaNya yang telah terpilih itu. Apakah Allah yang lebih baik ataukah Tuhan-tuhan palsu yang mereka sekutukan itu?”
Manusia yang terpilih yang mendapatkan rakhmat dan karunia Allah untuk dapat meyakinkan dan mempercayai kehidupan di akhirat, lebih yakin akan adanya kehidupan akhirat itu daripada terbit atau munculnya matahari dipagi besok.

Manusia yang mengingkari kehidupan akhirat mengira bahwa hukum yang berlaku pada manusia sesudah mati adalah sama dengan hukum yang berlaku pada tumubuh-tumbuhan dan binatang-binatang. Mereka lihat tumbuh-tumbuhan itu bertumbuh meninggi dan membesar dengan batang, dahan dan ranting-rantingnya, berdaun berkembang dan berbuah, lama-lama menjadi tua dan rontok, lalu mati dan lapuk, lalu tumbuh lagi yang lain. Begitu juga binatang-binatang lahir menyusui menjadi semakin besar, lalu beranak dan berkembang biak. Maka yang tua mati dan hancur menjadi tanah, lalu digantikan oleh anak turunannya.

Manusia mereka anggap sama dengan tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang itu, sesudah mati hancur menjadi tanah, lalu lahir manusia-manusia baru, yang sudah mati sudah menjadi tidak ada. Mereka tidak tahu amat besar perbedaan antara manusia dan tumbuhan dan binatang-binatang dalam jasad atau tubuhnya, tetapi terdapat perbedaan yang besar dan banyak sekali dalam roh atau jiwanya. Tangga pertama untuk dapat meyakinkan kehidupan di akhirat, ialah mempelajari lebih dalam tentang tubuh dan roh manusia.

Manusia yang tak mengetahui atau buta sama sekali tentang hakekat atau jiwanya sendiri, tidak mengetahui perbedaab antara jasad dan roh, maka perhatian dalam hidupnya tertuju hanya kepada jasad atau tubuhnya saja. Yang mereka pentingkan hanya kelezatan dan kesenangan hidup dunia. Mereka bercita-cita akan hidup kekal dan selama-lamanya di dunia ini, lupa akan hari pembalasan dan hakekat kehidupan akhirat.

Tetapi bila manusia sudah mempelajari akan hakikat diri manusia dan jiwanya, maka manusia itu akan memikirkan dan memperhatikan soal-soal roh dan jiwa ini lebih dari soal-soal yang bertalian dengan mati dan soal-soal  yang akan terjadi sesudah matinya. Mereka lalu bersiap dan bersedia segala keperluan untuk menghadapi kehidupan akhirat itu selama mereka masih hidup di dunia ini. Mereka akan mempergunakan setiap kesempatan  dalam hidup ini untuk melakukan sebanyak mungkin  kebaikan dan kebajikan, bertaubat dan minta ampun. Mereka akan jauhi segala perbuatan-perbuatan jahat, kemungkaran dan maksiat.

Jelas sekali perbedaan antara orang-orang yang meyakinkan akan akhirat dan orang-orang yang mengingkarinya. Yang yakin akan akhirat berlomba-lomba berbuat kebajikan, sedang yang mengingkarinya berlomba-lomba berbuat jahat dan bersenang-senang.

Orang-orang yang yakin akan akhirat dan berlomba-lomba berbuat kebajikan dan menjauhi segala kejahatan dan kemungkaran, hilanglah bagi mereka ketakutan terhadap mati, timbul keinginan untuk bertemu dengan Allah. Beginilah sifat-sifatnya orang-orang suci, para Nabi dan Rasul, para Wali dan Shalihin.

Bila kepada mereka ditentukan umur yang pendek, mereka ridha, tetapi bila diberikan umur yang panjang, umur yang panjang itu mereka pergunakan untuk melakukan kebajikan sebanyak-banyaknya.

Alangkah indahnya dunia ini, bila semua manusia berlomba-lomba melakukan kebajikan, menjauhi segala kejahatan dan kemungkaran.




No comments:

Post a Comment