Friday, March 29, 2019

Definisi Shalat, Sejarah Tentang Diwajibkannya Shalat dan Dalil-dalinya Serta Hikmah Disyari'atkannya Shalat.

Secara etimologi shalat berarti do'a dan secara terminologi/istilah, para ahli fikih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah Swt menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Adapun secara hakikihnya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah yang mendatangkan takut kepadanya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesaran dan kesempurnaan kekuasaannya.

Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk ibadah yang didalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara'.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah kepada Allah, berupa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara'. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.


Sejarah Tentang Diwajibkannya Shalat

Perintah tentang diwajibkannya mendirika shalat tidak seperti Allah mewajibkan zakat dan lainnya. Perintah mendirikan shalat yaitu melalui satu proses yang luar biasa yang dilaksanakan oleh Rasulullah Saw. yaitu melalui Isra dan Mi'raj, dimana proses ini tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan setelahnya Nabi melaksanakan Isra dan Mi'raj, umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan yaitu, yang secara terang-terangan menolak kebenarannya itu, yang berada di tengah-tengahnya dan yang yakin sekali akan kebenarannya.

Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal-amal yang lainnya, dan mendirikan shalat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya.

Pada awalnya jumlah shalat yang beliau terima adalah 50 waktu shalat, kemudian dikurangi menjadi 5 waktu shalat, seperti yang terdapat dalam hadits berikut ini :
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu "Telah difardhukan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam shalat pada malam beliau diisra'kan 50 shalat. Kemudian dikurangi hingga tinggal 5 shalat saja. Lalu diserukan, "Wahai Muhammad, perkataan itu tidak akan tergantikan. Dan dengan lima shalat ini sama bagimu dengan 50 kali shalat". (H.R. Ahmad An-Nasai dan dishahihkan oleh At-Tirmizy).

Dalil-dalil Tentang Diwajibkannya Shalat

Dalil dari Al-Qur'an

  • Allah Subhanahu wata'ala berfirman : "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'." (QS. Al-Baqarah :43)
  • Allah Subhanahu wata'ala berfirman : "Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Baqarah : 110)
  • Allah Subahanahu wata'ala berfirman : "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Alkitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Ankabuut : 45)
  • Allah Subhanahu wata'ala berfirman : "Dan dirikanlah shalat , tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat". (QS. An-Nuur : 56).
Dari dalil-dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata-kata perintah shalat dengan perkataan "laksanakanlah" tetapi semuanya dengan perkataan "dirikanlah". Dari unsur kata-kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah sehingga banyak mereka yang Islam dan melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji dan mungkar. Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga mengandung unsur batiniah sehingga apabila shalat telah mereka dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat.

Dalil dari As-Sunnah
  • Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam,ia berkata : "Ya Rasulullah,beritahukan kepada saya satu amalan yang jika diamalkan, saya dapat masuk surga" Lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :"Janganlah engkau menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun walaupun engkau disiksa dan dibakar.Taatilah kedua orang tuamu.Janganlah engkau meninggalkan shalat dengan sengaja, karena siapa yang meninggalkannya dengan sengaja, berarti ia telah melepaskan diri dari jaminan Allah". (H.R. Thabrani)
  • Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya' dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak". (H.R. Bukhari dan Muslim)
  • Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Berilah kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan di kegelapan malam menuju masjid, bahwa mereka akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat". (H.R. Abu Dawud dan Tirmizi)
  • Dari Tsauban radhiyallahu 'anhu -bekas budak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam-, beliau mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Pemisah Antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan adalah shalat. Apabila dia meninggalkannya, maka dia melakukan kesyirikan". (H.R. Ath Thobariy dengan sanad shohih. Syaikh Al- Albani mengatakan hadits ini Shohih)
  • Diriwayatkan dari 'Abdullah bin Qurt radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah shalat.Jika shalatnya baik maka baiklah seluruh amalannya dan jika buruk maka buruklah seluruh amalannya". (H.R. Thabrani)
  • Wasiat terakhir yang diucapkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wafat adalah shalat, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Jagalah shalat, jagalah shalat dan berlaku baiklah terhadap budak-budak yang kamu miliki". (H.R. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani).


Hikmah Disyari'atkannya Shalat

Hikmah disyari'atkannya shalat, yaitu :
  1. Shalat adalah cahaya, sebagaimana cahaya bisa menyinari, maka demikian pula shalat dapat menunjukkan kepada kebenaran, mencegah dari maksiat, dan mencegah perbuatan keji dan mungkar.
  2. Shalat merupakan hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya, ia adalah tiang agama, seorang muslim bisa mendapatkan lezatnya bermunajat dengan Tuhannya ketika shalat, sebab jiwanya menjadi tenang, hatinya tentram, dadanya lapang, keperluannya terpenuhi, dan dengannya seseorang bisa tenang dari kebimbangan dan problematika duniawi.
  3. Secara lahiriyah Shalat berkaitan dengan perbuatan badan seperti berdiri, duduk, ruku', sujud, dan semua perkataan dan perbuatan.Dan secara bathiniyah berkaitan dengan hati, yaitu dengan mengagungkan Allah SWT, membesarkannya, takut, cinta, taat, memuji, dan bersyukur kepadanya, bersikap merendah dan patuh kepada Allah.Perbuatan zahir bisa terwujud dengan melakukan apa yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat,sedangkan yang batin bisa di capai dengan bertauhid dan beriman, ikhlas dan khusyu'.
  4. Shalat mempunyai jasad dan ruh.Adapun jasadnya adalah berdiri, ruku', sujud, dan membaca bacaan.Adapun rohnya adalah: mengagungkan Allah, takut, memuji, memohon, meminta ampun kepadanya, memujanya, mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulnya, keluarga beliau, dan hamba-hamba yang shalih.
  5. Allah memerintahkan kepada hambanya setelah mengucapkan dua syahadah untuk mengikat kehidupannya dengan empat perkara (shalat, zakat, puasa, dan haji) dan inilah rukun Islam, dan setiap ibadah tersebut membutuhkan latihan dalam mewujudkan perintah Allah pada jiwa manusia, harta, syahwat, dan tabi'atnya; agar dirinya menjalani hidupnya sesuai dengan perintah Allah dan Rasulnya, bukan menurut hawa nafsunya.
  6. Di dalam shalat, seorang muslim mewujudkan perintah Allah pada setiap anggota badannya, hal itu agar dirinya terbiasa taat kepada Allah dan melaksanakan perintahnya dalam segala aspek kehidupannya, pada perilaku, pergaulan, makanan, pakaiannya, dan seterusnya sehingga ia terbentuk menjadi pribadi yang taat kepada Tuhannya di dalam shalat maupun di luar shalatnya.
  7. Shalat mencegah dari perbuatan mungkar dan merupakan sebab di hapuskannya kesalahan.Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwasanya beliau mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Bagaimana pendapatmu apabila seandainya di depan pintu salah seorang dari kalian terdapat sungai, dimana ia mandi pada sungai tersebut setiap hari sebanyak lima kali, adakah daki yang akan tersisa pada badannya? Mereka menjawab: "Daki mereka tidak akan tersisa sedikitpun".Rasulullah  bersabda: "Demikianlah perumpamaan shalat lima waktu, Allah menghapuskan dosa-dosa dengannya". (H.R. Bukhari dan Muslim).

No comments:

Post a Comment