Thursday, September 29, 2016

Keseimbangan dalam Ekosistem dan Persaingan Antarorganisme Ekosistem.



Ekosistem selalu berubah. Perubahan ekosistem terjadi akibat salah satu komponen ekosistem berubah. Misalnya, air sebagai komponen abiotik dalam ekosistem tidak turun sehingga saat kemarau ekosistem hutan berubah karena banyak pepohonan yang mati. Apabila komponen atau faktor-faktor yang ada pada ekosistem dalam keadaan seimbang, ekosistem pun akan seimbang.

Keseimbangan ekosistem dapat terjadi apabila keadaan jumlah produsen lebih banyak dari herbivora, jumlah herbivora lebih banyak dari karnivora. Tetapi tidak semudah itu, untuk menentukan syarat terjadinya keseimbangan ekosistem banyak faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan keseimbangan ekosistem ini.

Keseimbangan ekosistem diatur oleh berbagai faktor yang sangat kompleks (rumit), diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Mekanisme yang mengatur penyimpanan bahan-bahan,
  2. Pelepasan hara,
  3. Pertumbuhan organisme dan populasi,
  4. Dekomposisi bahan-bahan organik.

Berdasarkan uraian diatas, maka kondisi ekosistem dalam keseimbangan (homeostatis) mempunyai arti bahwa ekosistem itu telah mantap atau telah mencapai klimaks, sehingga ekosistem mempunyai daya tahan  yang besar untuk menghadapi berbagai gangguan yang menimpanya. Daya tahan tersebut tergantung pada ekositem tersebut. Ekosistem muda mempunyai daya tahan yang lebih rendah dibandingkan dengan ekosistem yang tua (dewasa). Lingkungan yang seimbang tidak terlepas dari daya dukung lingkungan dan daya lenting lingkungan (resilience).

Daya dukung lingkungannya adalah kemampuan lingkungan untuk menyediakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup secara alami. Sedangkan daya lenting lingkungan (resilience) adalah kemampuan lingkungan untuk kembali ke keadaan semula apabila terjadi gangguan pada lingkungan tersebut. Resilience menunjukkan adanya kemampuan ekosistem untuk pulih setelah terkena gangguan. Makin cepat kondisi ekosistem itu pulih, makin banyak gangguan yang dapat ditanggulangi, sehingga makin besar atau makin tinggi daya lentingnya.

Daya lenting merupakan sifat suatu ekosistem yang memberikan kemungkinan ekosistem tersebut pulih kembali ke keseimbangan semula setelah mengalami gangguan. Oleh karena itu, suatu ekosistem yang mendapat gangguan ada kemungkinan kembali kepada kondisi keseimbangan seperti semula atau juga dapat berkembang menuju keseimbangan yang baru yang berbeda dengan kondisi awal. Hal demikian tergantung kepada besar kecilnya gangguan yang dialami dan bergantung kepada besar kecilnya daya lenting yang dimiliki ekosistem. Gangguan yang jauh melebihi daya lenting suatu ekosistem akan menciptakan dinamika yang mengarah kepada terbentuknya kondisi ekosistem yang menyimpang atau berbeda dengan ekosistem sebelumnya kendatipun ekosistem itu mempunyai daya lenting (daya tahan) yang besar. Namun, pada umumnya batas mekanisme keseimbangan dinamis (homeostatis) masih dapat diterobos oleh kegiatan manusia, misalnya eksploitasi hutan alam yang berlebihan. Kegiatan tersebut dapat merubah ekosistem hutan secara permanen atau bahkan rusak sama sekali.

Unsur dalam lingkungan selain lingkungan biotic dan lingkungan abiotik adalah lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Lingkungan budaya adalah segala kondisi atau keadaan baik berupa materi (benda) maupun bukan benda yang dihasilkan oleh manusia melalui penciptaan atau kreativitasnya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan kehidupan umat manusia. Setiap lingkungan hidup diatur oleh suatu hukum alam secara otomatis. Maksudnya adalah jika suatu komponen mengalami kerusakan, maka akan mengakibatkan kerusakan pula pada komponen yang lain Karena dalam suatu lingkungan hidup ada yang disebut dengan “kaidah suatu untuk yang lain”.

Selain unsur dan kaidah lingkungan, suatu lingkungan juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang memengaruhi lingkungan hidup, yaitu sebagai berikut.

  1. Jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup.
  2. Hubungan atau interaksi antarunsur dalam lingkungan hidup. Interaksi tidak hanya menyangkut komponen biofisik saja, melainkan menyangkut pula hubungan sosial, karena unsur-unsur lingkungan hidup memiliki sifat dinamis.
  3. Kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup.
  4. Faktor-faktor nonmaterial, antara lain kondisi suhu, cuaca, dan kebisingan.
  5. Keadaan fisik akan berpengaruh terhadap keadaan ekonomi, sedangkan kondisi ekonomi akan berpengaruh terhadap kondisi sosial dan budaya penduduk.


Persaingan Antarorgaisime Ekosistem

Interaksi antarorganisme, baik dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda di dalam ekosistem  berakibat munculnya persaingan di dalam menggunakan sumber daya alam. Persaingan antarorganisme dibedakan atas:
Persaingan Intraspesifik
Persaingan intraspesifik adalah persaingan yang terjadi di antara individu dari spesies yang sama. Persaingan ini dapat berupa persaingan langsung yang ditampakkan dalam bentuk perebutan individu betina oleh individu jantan, atau persaingan tidak langsung yang dinampakkan dalam hal perebutan bahan makanan untuk hidup.
Persaingan Interspesifik
Persaingan interspesifik adalah persaingan yang terjadi antara dua atau lebih individu dari spesies yang berbeda. Spesies yang berhasil dalam bersaing bergantung kepada kemampuan pertumbuhan dan reproduksinya. Perbedaan waktu perkecambahan biji dan pembentukan anakan pohon (seeding) juga memengaruhi efek persaingan. Persaingan ini berpengaruh terhadap:
  1. Ukuran populasi.
  2. Struktur komunitas, dan
  3. Keanekaragaman spesies.          
  

No comments:

Post a Comment