Ekosistem selalu berubah.
Perubahan ekosistem terjadi akibat salah satu komponen ekosistem berubah.
Misalnya, air sebagai komponen abiotik dalam ekosistem tidak turun sehingga
saat kemarau ekosistem hutan berubah karena banyak pepohonan yang mati. Apabila
komponen atau faktor-faktor yang ada pada ekosistem dalam keadaan seimbang,
ekosistem pun akan seimbang.
Keseimbangan ekosistem dapat
terjadi apabila keadaan jumlah produsen lebih banyak dari herbivora, jumlah
herbivora lebih banyak dari karnivora. Tetapi tidak semudah itu, untuk
menentukan syarat terjadinya keseimbangan ekosistem banyak faktor yang harus
diperhatikan dalam menentukan keseimbangan ekosistem ini.
Keseimbangan ekosistem diatur
oleh berbagai faktor yang sangat kompleks (rumit), diantaranya adalah sebagai
berikut:
- Mekanisme yang mengatur penyimpanan bahan-bahan,
- Pelepasan hara,
- Pertumbuhan organisme dan populasi,
- Dekomposisi bahan-bahan organik.
Berdasarkan uraian diatas, maka
kondisi ekosistem dalam keseimbangan (homeostatis) mempunyai arti bahwa
ekosistem itu telah mantap atau telah mencapai klimaks, sehingga ekosistem
mempunyai daya tahan yang besar untuk
menghadapi berbagai gangguan yang menimpanya. Daya tahan tersebut tergantung
pada ekositem tersebut. Ekosistem muda mempunyai daya tahan yang lebih rendah
dibandingkan dengan ekosistem yang tua (dewasa). Lingkungan yang seimbang tidak
terlepas dari daya dukung lingkungan dan daya lenting lingkungan (resilience).
Daya dukung lingkungannya adalah
kemampuan lingkungan untuk menyediakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
oleh makhluk hidup secara alami. Sedangkan daya lenting lingkungan (resilience)
adalah kemampuan lingkungan untuk kembali ke keadaan semula apabila terjadi
gangguan pada lingkungan tersebut. Resilience menunjukkan adanya kemampuan
ekosistem untuk pulih setelah terkena gangguan. Makin cepat kondisi ekosistem
itu pulih, makin banyak gangguan yang dapat ditanggulangi, sehingga makin besar
atau makin tinggi daya lentingnya.
Daya lenting merupakan sifat suatu
ekosistem yang memberikan kemungkinan ekosistem tersebut pulih kembali ke
keseimbangan semula setelah mengalami gangguan. Oleh karena itu, suatu
ekosistem yang mendapat gangguan ada kemungkinan kembali kepada kondisi
keseimbangan seperti semula atau juga dapat berkembang menuju keseimbangan yang
baru yang berbeda dengan kondisi awal. Hal demikian tergantung kepada besar
kecilnya gangguan yang dialami dan bergantung kepada besar kecilnya daya
lenting yang dimiliki ekosistem. Gangguan yang jauh melebihi daya lenting suatu
ekosistem akan menciptakan dinamika yang mengarah kepada terbentuknya kondisi
ekosistem yang menyimpang atau berbeda dengan ekosistem sebelumnya kendatipun
ekosistem itu mempunyai daya lenting (daya tahan) yang besar. Namun, pada
umumnya batas mekanisme keseimbangan dinamis (homeostatis) masih dapat
diterobos oleh kegiatan manusia, misalnya eksploitasi hutan alam yang
berlebihan. Kegiatan tersebut dapat merubah ekosistem hutan secara permanen
atau bahkan rusak sama sekali.
Unsur dalam lingkungan selain
lingkungan biotic dan lingkungan abiotik adalah lingkungan sosial dan
lingkungan budaya. Lingkungan budaya adalah segala kondisi atau keadaan baik
berupa materi (benda) maupun bukan benda yang dihasilkan oleh manusia melalui
penciptaan atau kreativitasnya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kehidupan umat manusia. Setiap lingkungan hidup diatur oleh suatu
hukum alam secara otomatis. Maksudnya adalah jika suatu komponen mengalami
kerusakan, maka akan mengakibatkan kerusakan pula pada komponen yang lain
Karena dalam suatu lingkungan hidup ada yang disebut dengan “kaidah suatu untuk
yang lain”.
Selain unsur dan kaidah
lingkungan, suatu lingkungan juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
memengaruhi lingkungan hidup, yaitu sebagai berikut.
- Jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup.
- Hubungan atau interaksi antarunsur dalam lingkungan hidup. Interaksi tidak hanya menyangkut komponen biofisik saja, melainkan menyangkut pula hubungan sosial, karena unsur-unsur lingkungan hidup memiliki sifat dinamis.
- Kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup.
- Faktor-faktor nonmaterial, antara lain kondisi suhu, cuaca, dan kebisingan.
- Keadaan fisik akan berpengaruh terhadap keadaan ekonomi, sedangkan kondisi ekonomi akan berpengaruh terhadap kondisi sosial dan budaya penduduk.
Persaingan Antarorgaisime Ekosistem
Interaksi antarorganisme, baik
dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda di dalam ekosistem berakibat munculnya persaingan di dalam
menggunakan sumber daya alam. Persaingan antarorganisme dibedakan atas:
Persaingan IntraspesifikPersaingan intraspesifik adalah persaingan yang terjadi di antara individu dari spesies yang sama. Persaingan ini dapat berupa persaingan langsung yang ditampakkan dalam bentuk perebutan individu betina oleh individu jantan, atau persaingan tidak langsung yang dinampakkan dalam hal perebutan bahan makanan untuk hidup.Persaingan InterspesifikPersaingan interspesifik adalah persaingan yang terjadi antara dua atau lebih individu dari spesies yang berbeda. Spesies yang berhasil dalam bersaing bergantung kepada kemampuan pertumbuhan dan reproduksinya. Perbedaan waktu perkecambahan biji dan pembentukan anakan pohon (seeding) juga memengaruhi efek persaingan. Persaingan ini berpengaruh terhadap:
- Ukuran populasi.
- Struktur komunitas, dan
- Keanekaragaman spesies.
No comments:
Post a Comment