Friday, July 29, 2016

Pengertian Gaya Bahasa Perbandingan, Pertentangan, Pertautan dan Perulangan.


Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Gaya bahasa juga merupakan sarana strategis yang banyak digunakan oleh para penyair untuk mengungkapkan pengalaman jiwa kedalam karya-karyanya. Gaya bahasa  atau majas pada umumnya  dikelompokkan menjadi beberapa bagian.

Gaya Bahasa Perbandingan

a. Perumpamaan

Yang dimaksud dengan perumpamaan di sini adalah padan kata simile dalam bahasa Inggris. Kata simile berasal dari bahasa latin yang bermakna "seperti". Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama. Itulah sebabnya maka sering pula kata perumpamaan disamakan saja dengan "persamaan" misalnya:
Laksana bulan kesiangan
Umpama memadu minyak dengan air

b. Metafora

Metafora adalah perbandingan yang implisit jadi tanpa kata seperti atau sebagai di antara dua hal yang berbeda (Moeliono, 1984:3), metafora merupakan jenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat, padat, tersusun rapi. Di dalamnya terlihat dua gagasan: yang satu adalah sebuah kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi objek; dan satu lagi merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi; dan kita menggantikan yang belakangan itu menjadi yang terdahulu. (Tarigan, 1983:141), misalnya
Tati jinak-jinak merpati
Ali mata keranjang
Perpustakaan gudang ilmu

c. Personifikasi

Personifikasi merupakan jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Misalnya
Angin yang meraung,
Angin membelai indah sampai kerelung hatiku

d. Depersonifikasi

Gaya bahasa depersonifikasi atau pembendaan, adalah kebalikan gaya bahasa personpfikasi atau penginsanan, misalnya
  • Kalau dikau menjadi samudra, maka daku menjadi bahtera
  • Andai kamu menjadi bunga, biarlah aku menjadi tangkainya
Pada dasarnya gaya bahasa  pembedaan ini terdiri dua klausa yang merupakan satu kalimat utuh. Hubungan antara klausa yang satu dengan klausa yang satu lagi bersifat bertautan atau bersifat pertentangan tergantung dari hubungan dan situasi wacana.

e. Alegori

Adalah cerita yang kisahkan dalam lambang-lambang merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan, tempat atau wadah objek-objek atau gagasan yang diperlambangkan, alegori biasanya merupakan cerita-cerita yang panjang dan rumit dengan maksud dan tujuan yang terselubung namun bagi pembaca yang jeli justru jelas dan nyata. Dengan kata lain, dalam kategori unsur-unsur utama menyajikan sesuatu yang terselubung dan tersembunyi. Alegori merupakan jenis gaya bahasa yang menyatakan sesuatu hal dengan lambang , Natawidjaya, (1986:74), jadi dalam penyampaian sesuatu tentu sangat berpengaruh pada lambang yang dijadikan sebagai alat.
Contoh: perkawinan adalah perjalanan mengarungi samudra

f. Antitesis

Secara alamiah antitesis  berarti "lawan yang tepat" atau "pertentangan yang benar (Poerwadarminta; 1976:52). Antitetis adalah jenis gaya bahasa yang mengadakan komparasi atau perbandingan antara dua antonim yaitu kata-kata yang mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan (Ducrot & Todoro, 1981:227). Contoh:
Dia bergembira ria atas kegagalannya dalam ujian itu
Segala fitnahan tetangganya dibalasnya dengan budi bahas
yang baik Kecantikannyalah justru yang mencelakannya.
Tua, muda, besar, kecil, kaya miskin berbondong-bondong 
mendatangi peresmian lapangan simaturukang kabupaten
jeneponto yang sangat luas.

 

Gaya Bahasa Pertentangan

a. Hiperbola

Hiperbola merupakan gaya bahasa yang berlebih-lebihan. Yang memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Contoh
  • Sempurna sekali tiada kekurangan suatu apapun buat pengganti baik atau cantik
  • Hatiku hanxur, terkoyak, darahku mendidih, dadaku serasa sesak, mendengar dia memutuskan diriku

b. Litotes

Majas yang didalamnya mengungkapkan sesuatu yang positif dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan, litotes, mengurangi atau melemahkan kekuatan pernyataan yang sebenarnya. Contoh 
  • Hasil usahanya tidaklah mengecewakan
  • Jakarta sama sekali bukanlah kota kecil dan sepi

c. Ironi

Gaya bahasa sindiran yang menyatakan sebaliknya dengan maksud menyindir. Contoh.
Bagus benar tulisanmu seperti cakar ayam
Saking merdunya suaramu sampai-sampai memecahkan pendengarangku

d. Oksimoron

Oksimoron merupakan jenis gaya bahasa yang mengandung penekanan atau pendirian suatu hubungan sintaksis baik koordinasi maupun determinasi antara dua antonim. Contoh.
Musyawarah merupakan wadah untuk mencari mufakat
tetapi tidak jarang sebagai arena pertentangan pendapat antara peserta

e. Satire

Satire merupakan sejenis bentuk argumen yang beraksi secara tidak langsung, terkadang secara aneh bahkan ada kalanya dengan cara yang cukup lucu yang menimbulkan tertawaan. Satire adalah sajak atau karangan yang berupa kritik yang meresap-resap (sebagai sindiran atau keterusterangan). Contoh.

Surabaya Ajari Aku Tentang Benar

Surabaya, ajari aku bicara apa adanya
Tanpa harus pandai menjilat lagi berlaku bejat
Menebar maksiat dengan topeng-topeng lampu gemerlap
Ajari aku tidak angkuh
Apalagi memaksa kehendak bersikukuh
Hanya lantaran sebentuk kursi yang kian lamah kian rapuh.
Surabaya, ajari aku apa adanya  
Jangan ajari aku gampang lupa gamang dusta
Jangan pula ajari aku dan warga kota naik, meja
Seperti orang-orang Dewan di Jakarta
Surabaya, Ajari aku jadi wakil rakyat
Lebih banyak menimang dan menimbang hati nurani
Membuat kata putus benar-benar manusiawi
Menjalankan program dengan kendaraan nurani hati
Surabaya, ajari aku, Ajari aku
Ajari aku jadi wakil rakyat dan pejabat
Tanpa harus berebut, apalagi saling sikut
Yang berujung rakyat kian melarat kiang sengsara
Menata hidup kian jumpalitan di ujung abad
Tanpa ada ujung, tanpa ada juntrung
Surabaya, memang boleh berdandan 
Bila malam lampu-lampu iklan warna-warni
Siang, jalanan tertib kendaraan berpolusi
Senja meremang, mentarinya seindah pagi
Di antara gedung tua dan tugu pahlawan kita
Surabaya ajari aku. Ajari aku bicara apa adanya
Sebab suara rakyat adalah suara Tuhan
Kau harus kian sadar bahwa berkata harus benar
Da suara rakyat adalah suara kebenaran
Tak terbantahkan. Tak terbantahkan!
Surabaya ajari aku tentang benar. Tentang benar.
Surabaya, 21 November 2005
Dari Malsasa: Antologi Puisi dan geguritan 2005

 

Gaya Bahasa Pertautan

a. Metonimia

Jenis gaya bahasa yang mempergunakan sesuatu yang lain berkaitan erat dengannya. Dalam metonomia sesuatu barang disebutkan tetapi yang dimaksud dengan barang yang lain.
Contoh: Ia naik honda ke kantor

b. Alusio

Berbeda dengan alegori, alusio merupakan jenis gaya bahasa yang menyatakan  perbandingan dengan menggunakan ungkapan atau pribahasa yang sudah lazim.
Contoh: Sejak tadi aku perhatikan, pekerjaanmu hanya menggantang asap saja 

c. Sinekdoke

Ialah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, atau sebaliknya. Contoh:
  • Setiap tahun semakin banyak mulut yang harus diberi makan di tanah air kita
  • Pasanglah telinga baik-baik dalam menghadapi masalah itu

d. Alusi

Atau kilatan adalah gaya bahasa yang menunjukkan secara tidak langsung kesuatu peristiwa atau tokoh berdasarkan peranggapan adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang dan pembaca serta adanya kemampuan para pembaca untuk menangkap pengacuan itu. Contoh:
Saya ngeri membayangkan kembali peristiwa yang mengenaskan dalam kebakaran mobil anak sekolah.

Gaya Bahasa Perulangan

a. Aliterasi

Adalah jenis gaya bahasa yang memanfaatkan pemakain kata-kata yang permulaannya sama bunyi (Taringan 1985:197). Contoh:
  • dara damba daku
  • datang dari danau
  • duga dua duka
  • diam didiriku

b. Asonansi

Gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan vokal yang sama. Contoh:
Muka muda mudah muram
Tiada siaga tiada bisa
Jaga harga tahan raga

c. Simploke

Merupakan gaya bahasa repitisi yang berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut. Contoh:
  • Kau katakan aku wanita pelacur, aku katakan biarlah
  • Kau katakan aku wanita mesum, aku katakan biarlah.
 

 






No comments:

Post a Comment