Saturday, July 2, 2016

Penulisan Kata dan Pemakaian Tanda Baca, Tanda Titik dan Tanda Koma


Penulisan Kata

  • Kata dasar ditulis sebagai suatu kesatuan. 
Contoh : Buku itu sangat tebal.
                       Saya percaya bahwa engkau anak yang jujur.
  •  Imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh : membeli, dikelola, penetapan, peresmian, kesakitan.
  • Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, maka imbuhan ditulis serangkai dengan kata langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh : Air matanya menganak sungai.
                       Dia harus bertepuk tangan.
  •  Jika gabungan kata mendapat konfiks maka unsur gabungan kata ditulis serangkai dengan imbuhannya.
Contoh : Menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, dan lain-lain.
  •  Kata ganti ku, mu, kau, dan nya, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh : Apa yang kumiliki boleh kauambil.
                       bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan diperpustakaan.
  •  Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Contoh : Saya pergi ke sana mencarinya ternyata dia ada disini.
                       Kemarin Ida datang dari Jakarta.
   Ikhsan pergi ke Masjid bersama dengan adiknya.
  •  Partikel lah, kah dan tah, ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh : Apakah yang tersirat dalam puisi itu?
                       Bacalah buku ini baik-baik.
  •  Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh : Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus juga.
                       Jangankan dua kali, satu kali pun dia tidak pernah datang.

Pemakaian Tanda Baca

Tanda Titik ( . )

Tanda titik dipakai pada :
  • Akhir kalimat yang bukan perkataan atau seruan.
Contoh : Anwar datang dari Jakarta
   Suki mengerjakan tugas itu tanpa mengeluh.
  • Memisahkan angka, jam, menit, detik, yang menunjukkan waktu.
Contoh : Fitra tiba dari Australia pukul 8.46.20.
  • Memisahkan angka ribuan dengan kelipatannya yang menyatakan jumlah.
Contoh : Desa itu berpenduduk 25.800 jiwa.
  • Di antara nama penulis, judul tulisan.
Contoh : Siregar, Merari, 1920, Azab dan Sengsara, Balai Pustaka.

Tanda Koma ( , )

Tanda koma dipakai pada :
  • Untuk memisahkan unsur dalam suatu pemerian, atau pembilangan.
 Contoh : Evi membeli kertas, pena, dan tinta.
  • Untuk memisahkan kalimat setara yang di dahului kata tetapi, melainkan.
Contoh : Agus bukan teman saya, melainkan sepupu saya.
                                 Fifi mau datang, tetapi hari hujan.
  •  Jika anak kalimat mendahului induk kalimat.
Contoh : Karena sibuk, Seto lupa akan janjinya.
                                 Kalau hari hujan, Fifi tidak akan datang.
  • Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. 
Contoh : Kata Ivan, "Saya gembira sekali."
                                 "Kalian harus rajin belajar, "kata Ibu guru.
  • Untuk mengantarai nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, nama wilayah atau negeri yang ditulis secara berurutan.
Contoh : Untuk Rishian Nugroho, jalan Gunung Bawakaraeng 125, Makassar.
                                  Makassar, 30 Desember 2000.

                                  Sekarang Ifa beralamat di Jalan Kesultanan 3, Kuala Lumpur, Malaysia.
  • Memisahkan bagian nama dengan gelar dalam daftar pustaka.
Contoh : Alisyahbana, sultan Takdir. 1994. Semantik.
                                 Jakarta : P.T. Pustaka Rakyat.
  •  Memisahkan nama dengan gelar akademik yang mengikutinya.
Contoh : Ahmad Arfandi, S.E.
  • Angka persepuluh atau diantara rupiah dan sen.
Contoh : Jarak antara rumahku dan rumahnya adalah 12,5 m.
                                  Harga baju itu adalah Rp. 100.000,-.
  • Mengapit keterangan tambahan.
Contoh : Rahmat, siswa yang cerdas itu, pindah ke Bandung.
  • Tanda koma tidak dipakai pada petikan langsung bila akhir kalimatnya diikuti oleh tanda tanya.
Contoh : "Di mana alamat Seto sekarang?" tanya Andi.
                                  "Berdiri dengan tegap!" perintahnya.



 


 

No comments:

Post a Comment