Thursday, July 7, 2016

Gangguan Sistem Perkemihan Pada Manusia dan Cara Penanggulangannya.


Gangguan Kandung Kemih

Sistitis

Sistitis adalah radang pada kandung kemih. Paling sering ditemukan pada wanita, dalam bentuk akut maupun kronik. Kebanyakan sistitis disebabkan oleh infeksi asendens melalui uretra, tetapi juga disebabkan oleh infeksi desedens dari saluran kemih atas.

Gejala dan tanda klasik terdiri dari miksi sering yang tidak dapat ditunda, disuria, nikturia dan kadang hematuria. Tetapi keadaan patologik seperti sistolitiasis, tumor kandung kemih, atau hipertropi prostate juga menimbulkan sindroma dengan gejala dan tanda ini. Sistitis umumnya disebabkan kuman tinja dari kulit perineun dan vulva pada wanita karena uretranya pendek (2-3 cm). Jika arus kemih cukup banyak, lancar dan tidak terhalang infeksi biasanya tidak terjadi, tetapi bila ada statis, kuman dapat berkembang dan menyebabkan sistitis. Selain itu sistitis juga dapat disebabkan karena infeksi hematogen.

Faktor penyebab sistitis

- Obstruksi pengeluaran kemih
  • Obstruksi prostat
  • Obstruksi leher kandung kemih
  • Struktur uretra
  • Katup uretra
- Keter menetap kandung kemih
- Koitus (sistitis bulan madu perempuan)
- Sistolitiasis
- Divertikel kandung kemih
- Kandung kemih neuropatik
- Fistel vesikovaginal atau vesikokolon

Sistitis kronik sering kambuh dan menyebabkan gangguan miksi tanpa gejala atau tanda akut biasanya ada perasaan kulit perut bawah kurang enak, mungkin terdapat inkontinesia pada orang tua, enuresis pada anak, dan nyeri tumpul samar tanpa penyebab yang jelas.

Penanggulangan 

Terapi dapat berupa tindakan untuk mengeluarkan dan menghindari penyebab atau faktor sebab dan pemberian antibiotik atas dasar biakan kuman kemih yang dilakukan dari kemih tengah alir. Pasien dianjurkan untuk minum lebih dari biasa, sehingga volume urin sehari sebaiknya mencapai satu sampai satu setengah liter.

Secara umum dianjurkan bertindak  higienis  seperti membersihkan diri setelah miksi atau defeksi "dari muka atau dari belakang bila digunakan kertas WC atau cebok" minum banyak sehingga di uresis cukup dan mengosongkan kandung kemih betul pada setiap kali miksi.

Inkontinensia 

Inkontinensia adalah ketidakmampuan menahan air kemih yang dapat disebabkan oleh berbagai kelainan. Dalam keadaan normal kandung kemih terisi sampai penuh kapasitasnya (sekitar 300 ml) dengan tekanan isotonik, tidak bergantung pada banyak isinya. Refleks miksi yang terdiri dari kontraksi otot detrusor dan relaksasi sfingteruretra bagian proksimal terjadi ditingkat S3-4, pengendalian kesadaran, termasuk pada malam hari, dapat menunda refleks miksi untuk beberapa waktu hilangnya kendali ini dapat disebabkan oleh kelainan dan gangguan faal korteks otak, gangguan refleksi sakral dan kelainan serta gangguan faal otot detrusor dan sfingter.

Inkontinensia ini menimbulkan masalah higenis maupun sosial besar sekali. Bila mekanisme tahanan uretra terganggu, terjadi inkontinensia ketika tekanan di buli-buli meningkat, misalnya sewaktu ketawa atau mengangkat barang berat. Ini disebut inkontenensia stress. Bila aktivitas otot detrusor dinding kandung kemih meningkat, terjadi keinginan untuk buang air kecil yang sangat mendesak yang disebut inkontinensia urgensi.

Selain inkontinensia stress dan inkontinensia urgensi, sering ditemukan inkurtaparadoks, yaitu inkontinensia karena isi kandung kemih melebihi kapasitas volumenya sehingga urine terus menerus menetas keluar. Akhirnya terdapat juga inkontinensia akibat cacat bawaan seperti ekstrofia vesika, fisel urogenital karena penyakit atau penyulit partus fistel traumatik atau iatrogenik.

Penanggulan

Penanggulangan inkontinensia urgensi terdiri dari pengobatan penyakit penyebab, bila ada. Hiperaktivitas detrusor dapat dihambat dengan parasimpatolitik seperti probantin dan antrenil. Kadang digunakan juga latihan kandung kemih. Terapi bedah seperti transeksi kandung kemih, blok saraf sakral, atau neuroktomi sakral jarang menghasilkan perubahan atau keadaan yang memuaskan.

Retensi Urine

Retensi urine adalah keadaan dimana penderita tidak dapat kencing padahal kandung kemih. Keadaan ini disebabkan oleh sumbatan mekanis  pada uretra atau gangguan fungsional kandung kemih dan sfingternya, misalnya pasca bedah setelah penderita bangun dari biusan.

Retensi urine kronik disebabkan obstruksi uretra yang semakin hebat, sehingga akhirnya kandumg kemih mengalami dilatasi. Pada keadaan ini kemih keluar terus menerus karena kapasitas kemih terlampaui. Penderita tidak mampu berkemih lagi, tetapi urine keluar terus tanpa terkendali . Sering penderita dianggap inkontinensia tetapi kandung kemih yang penuh dapat diraba. Dan fundusnya mendekati pusat pada palpasi perut. Penanganan terdiri dari katerisasi kandung kemih untuk mengosongkannya dan kemudian harus diambil tindakan untuk mencegah kambuhan.

Uretritis Akut 

Uretritis akut biasanya disebabkan oleh infeksi gonore atau Chlamydia trachomatus. Fase akut biasanya disertai disuria. Kadang gejala dan tanda agak samaran serta tidak terlalu mengganggu. Pada gonore kadang gejalanya lebih berat sampai bernanah. Infeksi gonore yang disebabkan oleh diplokokus Neisseria gonorrhoeae, merupakan penyakit penting sebab dapat menyebabkan stritur fibrosa di uretra pasterior karena jaringan parut. Selain uretritis akut yang bernanah, dapat pula menyebabkan prostatitis, epididimitis akut dan proktitis. Secara hematogen menyebabkan arthritis akut.

Pada perempuan selain radang akut bernanah saluran kemih bawah, sering juga ditemukan bartholinitis, yaitu radang kelenjar  bartolin atau glandula vestibularis mayor. Terapinya berupa pemberian antibiotik berdasarkan biakan nanah, eksudat, atau endapan kemih sebab basil Neisser sering resisten antibotik.

Pielonefritis

Pielonefritisa akut merupakan infeksi saluran kemih asendens biasanya terjadi melalui refluks vesiko ureter. Selain itu pielonefritis akut ini dapat disebabkan oleh statis, benda asing, cedera, atau instrumasi.

Esensi diagnosis adalah demam, menggigil, nyeri pinggang, disuria, polakisuria, piuria, bakteriuria dan biakan kemih positif.

Gambaran Klinik

Pasien akan demam, menggigil, nyeri pinggang, kurang enak dan nyeri perut yang tidak khas, disuria, hematuria, dan sakit keras sampai mungkin toksik dengan syok, pada pemeriksaan laboratorium ditemukan semua tanda syok dengan bakteriemia yang sama di kemih.

Penatalaksanaan

Terapinya terdiri atas penanganan syok, bakteriemia, dan penyebab sepsis. Penyulitnya adalah pielonefritis, fionefrosis dan abses parinefrik.

Piolonefrosis kronik dapat menyebabkan gangguan faal ginjal sampai destruksi ginjal total. Pionefrosis yang disebabkan obstruksi hubungan ureteropelvik, menjadikan ginjal berupa kantong besar yang mengandung nanah.

Terapinya atas penyaliran pielum yang disusun pembedahan plastik  hubungan pilum-ureter. Jika tidak terdapat lagi sisa jaringan ginjal yang berfaal biasanya dianjurkan ekstirpasi ginjal.

Akses perinefrik terdiri atas abses diluar ginjal yang biasanya  disebabkan oleh infeksi diluar piwlum. Sering disertai batu pielum, berangsur-angsur abses-abses menjadi besar, sampai dapat diraba. Pada pemeriksaan yang dapat ditemukan piuria dan pada pemeriksaan ultrasonografi dilihat ruang bebas abses diluar ginjal. Terapi terdiri dari penyaliran. Sering ginjal tidak berfaal lagi sehingga  nerfrektomi harus dianjurkan.

Abses ginjal kadang disebabkan oleh penyebaran dari sumber yang jauh umumnya infeksi stapilokokus. Kebanyakan abses ginjal disebabkan oleh infeksi nonspesifik ginjal yang sering didasari oleh urolitiasis.

Penyaliran perkutan dengan pembilasan abses ginjal biasanya berhasil baik. Antibiotik yang sesuai dengan biakan kemih dan darah diberikan secara sistemik. Bila sumber infeksi  terletak di dalam ginjal  biasanya ginjal tidak dapat diselamatkan lagi, sehingga harus dilakukan nefrektomi.     
 
 


No comments:

Post a Comment