Monday, July 11, 2016

Gangguan Respiratori Bagian Bawah, Gangguan Jalan Nafas Asma Bronkial, Etiologi, Patogenesis, Pemeriksaan, Diagnosis dan Pengobatan.


Asma Bronkial

Asma bronkial adalah penyakit paru yang berupa proses peradangan di saluran nafas yang mengakibatkan hiperespon saluran nafas terhadap berbagai macam rangsangan. Dimana hal ini menyebabkan penyempitan saluran nafas yang menyeluruh, sehingga dapat timbul sesak yang reversibel baik secara spontan maupun secara terapi.

Etiologi

  • Faktor genetik
  • Faktor lingkungan
  • Faktor alergen
  • Infeksi saluran nafas (terutama virus)
  • Polusi udara
  • Faktor makanan

Patogenesis

Masuknya bahan allergen kedalam saluran nafas, sehingga mengakibatkan reaksi antara allergen dengan IgE. Terjadi pelepasan bahan-bahan mediator dan mastosit yang berakibat terjadinya peradangan di mukosa dan sub mukosa bronkus, sehingga timbul konstarksi otot polos bronkus.

Patologi

Infiltrasi sel-sel radang seperti; eosinofil dan lain-lain menimbulkan kerusakan epithel saluran nafas, sehingga terjadi pengeluaran mediator dan penebalan serta edema mukosa dan sub mukosa. Terdapat hiperplosia dari kelenjar-kelenjar sel goblet, terjadi mucous pug di saluran nafas.

Pemeriksaan

1. Anamnesis
  • Serangan sesak nafas, mengi, batuk dan ekspektorasi mukoid (riak/dahak kental terutama pada akhir serangan).
  • Batuk pada malam hari, batuk dan mengi pada waktu kerja dan riwayat salesma pada waktu kecil.
  • Gatal dalam hidung, tersumbat atau bersin mungkin mendahului serangan mengi.
  • Paparan terhadap allergen, serbuk sari, bulu binatang, debu, aspirin.
  • Riwayat latihan jasmani, terpapar udara dingin.
  • Faktor predisposisi, merokok, polusi udara, exaserbesi oleh infeksi.
2. Pemeriksaan Fisik
  • Pada waktu serangan tampak khas berupa ; pasien duduk berjuang untuk menghirup udara, dada dalam posisi inspirasi dan menggunakan otot bantu pernafasan.
  • Tampak kesulitan dengan ekspirasi.
  • Dada tampak hiperinflasi, hipersonor dan perkusi.
  • Auskultasi suara nafas dengan ekspirasi memanjang, rhomi kering nada tinggi (wheezing) pada inspirasi maupun ekspirasi.
 3. Pemeriksaan Penunjang
  • X-Foto thorax untuk menyingkirkan kemungkinan adanya lesi intra thorax. Pada awal penyakit biasanya X-Foto thorax tidak ada kelainan. Pada fasekronik nampak emfisema paru dengan diafragma letak rendah.

  Diagnosis Banding

  • Obstruksi jalan nafas oleh benda asing (Neoplasma, Kelenjar Limpe).
  • Payah jantung kongestif, gagal jantung kiri (asma kardiale). 
  • Pneumothorax.
  • Bronkitis kronik, bronkietasis terinfeksi.
  • Emboli paru
  • Infeksi jalan nafas akut, vival maupun bakterial.

Pengobatan

A. Perawatan Umum
  • Hentikan/hindari rokok.
  • Hindari polusi udara.
  • Eliminasi allergen.
  • Stabilisator sel mast dengan pemberian cromolyn 2 semprotan, dapat diberikan untuk terapi profilaksis (efek baru nyata setelah pemberian 4-6 minggu).
B. Bronkodilator
  • Agonis adrenergik.
  • Derivat Xanthin.
  • Antikolinergik.
- Atropin 3 dd 0,25 sub kutan.
- Ipatropin Bromide 3 dd 3 semprotan.
  • Kortikosteroid (sebagai anti inplamasi) terutama fase akut.
  • Ekspektoran - mukolitik antara lain:
- Bisolvon 3 x 1 tablet.
- Fluimucil 3 x 100mg.

C. Khusus

  • Oksigen 2 - 3 liter/menit.
  • Hidrasi dengan cairan Ringer Lactat, Dextrose 5% NaCI 0,9% yang pada umumnya diberikan bersamaan dengan teofilin atau aminofilin.
  • Antibiotik diberikan dengan indikasi bakteri, antara lain:
- Entromisin 3 dd 250 mg
- Amoksilin 3 x 500 mg
- Tetrasilin 4 dd 250 mg
- Doksisilin 2 dd 1 00 mg
- Kotrimoksasol-sulfamesoksasol 2 dd II
  • Jika ada gagal jantung kongestif ditambahkan diuretic

Komplikasi

  • Infeksi bakterial saluran pernafasan
  • Pneumothorax
  • Gagal respirasi
  • Emfisema paru

   

No comments:

Post a Comment