Tuesday, August 9, 2016

Unsur-unsur yang Terkandung dalam Naskah Drama



Sama halnya dengan puisi, novel, cerpen, novelette, drama juga memiliki unsur-unsur yang membangun cerita, sehingga yang ditampilkan dalam sebuah drama menarik bagi orang yang membacanya atau menontonnya. Unsur-unsur ini bias kita lihat dari dua sisi, antara lain:

Fisik

Judul

Terkadang ada orang yang berminat menonton drama jika judul drama itu menarik. Dan mereka baru mendengar judul tersebut, judul sangat menentukan ketertarikan penonton dalam sebuah pentas drama. Judul yang menarik mampu menjadikan penonton penasaran, dari penasaran tersebut tentu dalam benaknya akan muncul berbagai rekaan isi cerita  nanti, yang kira-kira sesuai dengan khayalan calon penonton.

Dialog

Anda tentu pernah melihat sinetron atau semacamnya, sebuah drama dalam pentasannya tentu membutuhkan sebuah dialog atau percakapan di antara tokoh. Dialog sangat menentukan proses terjadinya muatan cerita. Tanpa dialog tentu belum dapat dikatakan sebuah drama. Dalam dialog membutuhkan kerja sama yang baik sehingga penonton pun memahami alur cerita. Kekompakan dalam menyampaikan pesan kepada penonton sangat menentukan berhasil tidaknya sebuah pentas drama.

Dalam susunan dialog-dialog antara pemain drama ini tentu harus memenuhi criteria sebuah dialog yang baik, dialog yang baik ialah dialog yang terdengar (volume baik), jelas (artikulasi baik), dimengerti (lafal benar), dan menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah). Selain dialog peran gerak tidak boleh diabaikan seperti terlihat (blocking baik), jelas (tidak ragu-ragu, meyakinkan), dimengerti (sesuai dengan hokum gerak dalam kehidupan), dan menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah).

Autodirection

Pemain harus mengerti dan memahami keinginan dari pengarah acara atau yang menjadi pimpinan dalam pelaksanaan drama .

Adegan

Adegan merupakan pemunculan tokoh baru atau pergantian tokoh (KUBI 2006), adegan yang dilakukan secara asal-asalan akan menjadikan penonton tak berminat untuk melanjutkan menonton, setiap adegan mesti dihayati dan dipahami oleh setiap pemeran dalam drama, kita sering ikut tertawa, marah dan kadang menangis bila menonton film/sinetron, tentu kita sudah mengerti jawabannya yakni karena adegan yang dimainkan oleh para tokoh benar-benar mereka hayati dan pahami.

Babak

Babak merupakan bagian besar dalam suatu drama atau lakon yang terdiri dari beberapa adegan. Dalam pementasan drama biasanya dibagi dalam beberapa babak. Misalnya babak pertama bercerita tentang masa kecil sang tokoh, babak kedua memasuki babak remaja, dan seterusnya. Namun kadang si pengarang cerita/pembuat naskah drama membuatnya seperti menggunakan alur mndur, seperti yang dikenal dalam novel atau cerpen.

Psikis

Tema

Tema dapat disesuaikan kondisi baik berupa social, politik, psikologi, moral, religious, cinta dan lain-lain. Topik atau tema adalah ide pokok dari lakon atau drama. Tema mungkin adalah maksud dan keinginan pengarang, mungkin sebuah kisah nyata yang benar-benar terjadi, atau bias jadi imajinasi pengarang berdasarkan latar belakang dan pengalaman hidupnya (Dietrich, 1953:25). Dalam drama istilah tema sering disebut dengan istilah premise, yang berperan sebagai landasan pengembangan pola bangun cerita (Harymawan, 1988:24).

Tema merupakan pokok pikiran atau sesuatu yang melandasi suatu karya sastra diciptakan. Tema merupakan sesuatu yang paling hakiki dalam setiap karya sastra meskipun tidak meninggalkan dan mengesampingkan unsure lainnya (Maryaeni, 1992:32).

Plot/alur cerita :

  • Jenis Plot: Linier, sirkuler, episodic, consentrik, statis, spiral
  • Penghubung peristiwa dalam plot: rapat, longgar dan lepas
  • Anatomi Plot:
Saspence: ketegangan yang terjadi diawal cerita yang membuat penasaran bagi pembaca atau penonton
Gestus: Ucapan yang keluar dari seorang tokoh yang beritikad mencari solusi tentang sesuatu persoalan
Foreshadowing: Bayang-bayang peristiwa atau dialog yang mendahului sebelum peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Dramatik Ironi: Sindiran yang terjadi diawal cerita yang akhirnya benar-benar terjadi dikemudian.
Flasback: pengulangan kejadian masa silam yang digambarkan pada masa itu, dalam upaya mempertegas cerita dari kejadian suatu peristiwa (menggambarkan kronologis peristiwa secara detail)
Surprese: Peristiwa yang tidak diduga dan mengejutkan, akan tetapi masih dapat diterima karena masih dalam kerangka peristiwa.

Struktur Dramatik

Eksposisi: Isinya pemaparan masalah utama atau konflik utama yang berkaitan dengan posisi diametral antara protagonis dan antagonis. Hasil akhir: Antagonis berhasil menghimpun kekuatan yang lebih dominan.

Raising Action: Isinya menggambarkan pertentangan kepentingan antar tokoh. Hasil akhir: Protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis. Antagonis mengancam kedudukan Protagonis. Krisis diawali.

Complication: Isinya perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik sekunder. Pertentangan meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua kekuatan yang berseteru. Hasil akhir: Antagonis dan sekutunya memenangkan pertentangan. Kubu Protagonis tersudut.

Klimak: Isinya jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari kubu Antagonis. Hasil akhir: Peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan  dampak besar bagi perimbangan kekuatan antar kubu.

Resolusi: Isinya hadirnya tokoh penyelamat, bias muncul dari kubu protagonist atau tokoh baru yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan-kekuatan konflik, sehingga situasi yang kosmotik dapat tercipta kembali. Pada tahap ini, pesan moral disampaikan, yang biasanya berupa solusi moral yang berkaitan dengan tema atau konflik yang sudah diusung.  

Bentuk Lakon

Tragedi: Salah satu bentuk lakon dalam mana tokoh tragis yang oftimistis hancur dalam perjuangan karena mempunyai cacat tragis.

Komedi: Salah satu bentuk lakon dalam mana terdapat banyak hal atau peristiwa tentang tokoh-tokoh tertentu yang menimbulkan kelucuan, kegelian dan atau kemuakan moral.

Tragedikomedi: Salah satu bentuk lakon dengan tokoh utama atau tokoh-tokoh yang lainnya, diperistiwakan, disuasanakan, dikarakterisasikan pengarang secara lucu dan komis, tapi sekaligus kadang atau seringkali mengerikan, menyeramkan atau menimbulkan rasa iba prihatin atau simpati.

Melodrama: Salah satu bentuk lakon dalam mana tokoh protagonist secara total, baik, antagonis secara total, jahat, sementara aksi-aksi dramatis dan pengkarakterisasian dibuat untuk menghasilkan efek yang gagal atau hebat.



No comments:

Post a Comment