Sunday, August 14, 2016

Sudut Pandang Filsafat dan Pendapat Para Ahli.

Pandangan kita terhadap filsafat harus positif dan konstruktif. Filsafat memang mempunyai hubungan dengan kehidupan manusia dan karena dari kehidupan itulah kita menggali filsafat. Jadi filsafat mempunyai dasar atau gejala-gejala dari persoalan.

Kemudian, apakah obyek dari filsafat itu? Dan jawabannya adalah:
  • Obyek materi filsafat terdiri dari 3 persoalan pokok :
  1. Masalah Tuhan, yang sama sekali di luar atau diatas jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
  2. Masalah alam yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa.
  3. Masalah manusia yang juga belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa. 
  • Obyek formal filsafat: mencari keterangan sedalam-dalamnya, sampai ke akar persoalannya, sampai kepada sebab-sebab dan menganggapnya yang terakhir tentang obyek materi filsafat, sepanjang kemungkinan yang ada pada akal budi manusia.
Di samping obyek yang telah disebutkan di atas sebenarnya masih ada lagi yang merupakan kesatuan dari kesemuanya itu yang berupa hakikat, baik hakikat tentang manusia, alam dan hakikat tentang Tuhan (istilah pengetahuan disebut Causa prima). Penggunaan istilah hakikat disini sebagaimana pembahasan E. Saifuddin Anshari MA. Tentang obyek material filsafat, yang pada garis besarnya dapat dibagi atas 3 persoalan pokok:
  1. Hakikat Tuhan
  2. Hakikat alam; dan
  3. Hakikat manusia.
Kemudian dari persoalan pokok yang besar itu juga masih diselidiki oleh filsafat misalnya kita mengambil manusia sebagai obyek. Manusia seperti kita lihat dari beberapa segi seperti jiwanya saja. Dengan demikian tumbuhlah filsafat tentang jiwa manusia, yang disebut: Psychology. Jiwa manusia mempunyai alat berupa akal, rasa dan kehendak. Akal manusia yang dipakai sehari-hari itu diselidiki pula oleh filsafat, yang disebut logika. Logika menuntun pandangan lurus dalam praktek berpikirnya akal menuju kebenaran dan menghindari budi menempuh jalan yang salah dalam berpikir. Jika yang diselidiki cara bertindaknya akal disebut logika material. Dengan logika material dapat dikontrol apakah hasil bertindaknya atau sudah cocok dengan kenyataan sebenarnya. Di dalam ilmu pengetahuan kita bisa memakai hasil-hasil dari logika formal dan material secara bersama-sama.
 
Selanjutnya ilmu pengetahuan itu sendiri menjadi obyek dari filsafat yakni filsafat ilmu pengetahuan. Di dalam sejarah pemikiran teori pengetahuan menjadi sistem filsafat yang membicarakan masalah-masalah tentang asal, sifat, kondisi pengetahuan dan sebagainya.
 
Yang berhubungan dengan alat kejiwaan yang lain adalah rasa, maka timbullah filsafat yang disebut aestetika. Dengan menggunakan hasil dari aestetika ini kita dapat menyadari tentang sikap kita terhadap hal-hal yang kita pandang sebagai sesuatu yang indah atau eastetis. Mengenai kehendak (alat kejiwaan yang lain), timbullah filsafat tentang perbuatan manusia yang didorong oleh kehendak yang merupakan tindakan-tindakan susila disebut etika. Dengan filsafat ini kita lebih dapat menyadari tentang perbuatan-perbuatan manusia mana yang baik dan mana yang buruk berdasarkan ukuran kesusilaan. 
 
Hasil dari usaha manusia menyangkut akal, rasa dan kehendak dapat dijadikan satu yang disebut filsafat kebudayaan, sebab kebudayaan mengenai  ketiga segi dari alat-alat kejiwaan manusia yang disebutkan tadi. Sedangkan filsafat tentang hidup kemanusiaan, disebut filsafat antropologi, yang menerangkan tentang apa sebenarnya manusia itu dan apa fungsi manusia di dunia ini dan sebagainya.
 
Dari uraian di atas, walaupun masih sebagian saja dari uraian dan sudut pandangan  filsafat yang sngat luas dan umum serta tidak terbatas itu, kiranya sudah dapat memberikan kejelasan bahwa filsafat sebagai cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain dapat berdiri sendiri selain mempunyai obyek juga mempunyai sudut pandang yang mutlak perlu bagi setiap ilmu.       

 

No comments:

Post a Comment