Sunday, August 14, 2016

Sikap Manusia Terhadap Filsafat, dan Macam-macam Perbedaan Pandangan Filsafat.

Untuk memudahkan dalam peninjauan tentang filsafat pendidikan nantinya, terlebih dahulu akan diketahui bagaimana pandangan, pendirian dan atau sikap orang-orang terhadap filsafat sesuai dengan macam-macam dan perbedaan pengertian mereka terhadap arti kata filsafat.

Macam-macam dan perbedaan pandangan tersebut digolongkan kepada:
  1. Pandangan yang berpendapat bahwa apabila mendengar kata filsafat maka terbayanglah di hadapan sesuatu yang ruwet dan sulit. Mereka berpendapat aliran filsafat sesuatu alam abstrak yaitu alam yang dalam dan luas yang hanya dapat dipelajari oleh orang-orang tertentu saja, seperti Aristoteles, Plato, Al-Ghazali, dan orang-orang termasuk ahli pikir. Pandangan ini bersifat pesimis terhadap kesanggupan dirinya untuk berkecimpung dalam alam filsafat, dan menyerah begitu saja sebelum berusaha.
  2. Pandangan yang bersifat skeptis yakni orang-orang yang berpendapat bahwa berfilsafat adalah suatu perbuatan yang tidak ada gunanya; akan membuang-buang waktu saja. Untuk apa berfilsafat, memutar otak tentang hakikat benda, hakikat dunia dan sebagainya, lebih baik bekerja untuk keperluan kehidupan yang lebih bermanfaat. Golongan ini memandang filsafat tidak ada gunanya, karena mereka belum mengetahui arti filsafat yang sebenarnya.
  3. Pandangan yang bersifat negatif, karena mengartikan filsafat secara negatif, dengan mengatakan bahwa berfilsafat adalah berarti bermain api alias berbahaya, karena berfilsafat dianggap tidak baik, tidak boleh dan berdosa. Pendirian seperti tersebut diatas dikemukakan oleh beberapa orang yang beragam yang dapat dikelompokkan pada pandangan yang bersifat negatif ini karena pengertian filsafat hanya dibatasi pada pengertian mencari hakikat Tuhan merupakan perbuatan yang salah dan terlarang dalam agama, karena mencari hakikat Tuhan dianggap tidak mengenal batas-batas. Di dalam agama Islam terlarang bahkan dengan berfilsafat saja tidak mungkin mencari hakikat Tuhan sebab akal manusia amat terbatas kemampuannya. Masih banyak hal-hal dan peristiwa-peristiwa yang sudah dan sedang terjadi yang belum diketahui manusia, apalagi hal dan peristiwa yang akan datang. Sedangkan semua itu adalah kekuasaan Tuhan semata.
  4. Golongan yang memandang dari sudut yang positif, yakni filsafat adalah suatu lapangan studi, tempat melatih akal untuk berpikir. Jadi setiap orang mempunyai kemungkinan untuk dapat berfilsafat atau menjadi seorang filosof apabila berfilsafat dilakukan dengan menggunakan sistem dan secara radikal (sampai kepada mengapanya yang terakhir) tentang kenistaan.
Filsafat sebagai suatu lapangan studi, banyak memberikan nilai kegunaan bagi yang mempelajarinya, antara lain:
  1. Walaupun sedikit, ilmu filsafat dapat digunakan sebagai pedoman dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
  2. Bilamana telah memiliki filsafat hidup, pandangan hidup yang mantap yang akan menentukan kriteria baik buruknya tingkah laku yang telah dipilih atas dasar keputusan batin sendiri yang berarti manusia telah memiliki kebebasan dan kepribadian sendiri.
  3. Kehiupan dan penghidupan ke arah gejala yang negatif dalam keadaan masyarakat yang serba tidak pasti akan dapat dikurangi dan dihindari karena telah memiliki pengertian tentang filsafat hidup.
  4. Tingkah laku manusia pada dasarnya ditentukan oleh filsafat hidupnya, maka dari itu manusia harus memiliki filsafat agar tingkah lakunya lebih bernilai. (Zuhairini, hal. 23). 

No comments:

Post a Comment