Monday, August 8, 2016

Sejarah Drama Dunia dan Tokohnya




Drama Klasik

Pada masa kejayaan Yunani dan Romawi sangat banyak karya drama yang bersifat, terkenal sampai kini. Para pengajar-pengajar drama pun banyak yang menjadikan Yunani dan Romawi tempat memperdalam ilmu seni drama.

Drama Yunani

Asal mula drama adalah kultus Dyonesos. Pada waktu itu, drama dikaitkan upacara penyembahan kepada dewa, dan disebut tragedi. Kemudian tragedi mendapat makna lain, yaitu perjuangan manusia melawan nasib. Komedi sebagai lawan kata dari tragedi, pada zaman Yunani Kuno merupakan karikatur cerita duka dengan tujuan menyindir penderitaan hidup manusia.

Adapun bentuk tragedi klasik, dengan cirri-ciri tragedi Yunani adalah sebagai berikut :
  1. Lakon tidak selalu diakhiri dengan kematian tokoh utama atau tokoh protagonis.
  2. Lamanya Lakon kurang dari satu jam.
  3. Koor sebagai selingan dan pengiring sangat berperan (berupaya nyanyian rakyat atau pujian).
  4. Tujuan pementasan sebagai Katarsis atau penyuci jiwa melalui kasih dan rasa takut.
  5. Lakon biasanya terdiri atas 3-5 bagian, yang diselingi Koor (stasima). Kelompok.
  6. Koor biasanya keluar paling akhir (exodus)
  7. Menggunakan Prolog yang cukup panjang.  
Bentuk pentas pada zaman Yunani berupa pentas terbuka yang berada di ketinggian, yang di kelilingi tempat duduk penonton dan melingkari bukit, tempat pentas berada di tengah-tengah. Drama Yunani merupakan ekspresi relegius dalam upacara yang bersifat relegius pula.

Dikenal pula adanya bentuk Komedi, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.       Komedi tidak mengikuti satire individu maupun satire politis.
2.       Peranan aktor dalam komedi tidak begitu menonjol.
3.       Kisah lakon dititikberatkan pada kisah cintanya ditolak orang tua/famili sang gadis.
4.       Tidak digunakan Stock character, yang biasanya memberikan kejutan.
5.    Lakon menunjukkan cirri kebijaksanaan, karena pengarangnya melarat dan menderita, tetapi  kadang-kadang juga berisi sindiran dan sikap yang pasrah.
Ada tiga tokoh Yunani terkenal, yaitu Plato, Aristoteles, dan Sophocles. Menurut Plato, keindahan bersifat relative. Karya seni dipandangnya sebagai mimetic, yaitu imitasi dari kehidupan jasmaniah manusia. Imitasi menurut Plato bukan demi kepentingan imitasi itu sendiri, tetapi demi kepentingan kenyataan. Karya Plato yang terkenal adalah “The Repulic”. Aristoteles juga termasuk tokoh Yunani yang terkenal. Ia memandang karya seni bukan hanya imitasi kehidupan fisik, tetapi harus juga dipandang sebagai karya yang mengandung kebajikan dalam dirinya. Dengan demikian karya-karya itu mempunyai watak tertentu.

Sementara itu, Sophocles adalah tokoh drama terbesar zaman Yunani. Tiga karyanya yang merupakan tragedi, merupakan karyanya bersifat abadi, dan temanya relevan sampai saat ini. Dramanya adalah “Oedipus Sang Raja”, “Oedipus”, dan “Antigone”. Tragedi tentang nasib manusia yang mengenaskan. Dari karyanya bentuk targedi Yunani mendapatkan warna khas. Sedang Aristophanes, adalah tokoh komedi dengan karya-karyanya “The Forgs”, “The Waps”, dan “The Clouds”.

Drama zaman Romawi

Teater Romawi mengambil alij gaya teater Yunani. Mula-mula bersifat relegius, lama-lama bersifat mencari uang (show biz). Bentuk pentas lebih megah dari zaman Yunani. Terdapat tiga tokoh drama Romawi Kuno, yaitu Plutus, Terence atau Publius Terence Afer, dan Lucius Seneca.
  

 

No comments:

Post a Comment