Muadzin Yang Tertinggal Ramadhan (Siti Tasniah)
HAMPIR…..hampir semua
Napasmu kau hembuskan di
sudut-sudut masjid
Bahkan kau lupa membahagiakan
dirimu sendiri
Jangan bicara intrik
Lawan jenismu pun terbang tak
menyisakan wujud di matamu
Lima waktu kau berdiri di syaf
terdepan
Sebelum yang lain bergegas
Kau lebih duluan tiba
Sepiluh jari pertamaku buatmu
Tapi manusia adalah lahan subur
bagi pengganggu manusia
Waktu terjujur merobohkanmu….
Kau tegak sempoyongan
Ketika “riya” menyusup dengan
sepasukan ke-aku-an
Nafas-nafas tuanmu nanar
mencuri-curi kesempatan
Sekadar memamerkan bahwa kau
belum berubah masih penghuni masjid
Tapi kemarin, sehari sebelum
ramadhan Tuhan kita menegurmu
Hingga sulitlah kau melangkah ke
mesjid
Besok lusa kau berada lagi disini
Perbaharui niatmu ucapku dalam
doa yang terbungkus riya.
Kepada Tuhanku Yang Maha (Siti Tasniah)
Pernah aku lalai
Bukan sekali, puluhan ribu kali
Lalu aku menangis, setelahnya aku
lalai lagi
Tapi jemu-Mu tak ada
Sekarang aku sujud lagi
Sebab bimbang bertahta
Akan kah umur ini berhenti
sekarang
Kalau ia, kutitip empat pasang
mata bola pemberian-MU
Berilah mereka kesyukuran yang
hanya kadang-kadang kumiliki
Tapi kalau belum sekarang
Berilah tangan, bahu juga kepala berikut sendi-sendi yang tak putus
bersyukur
Biar empat pasang mata bola
Pemberian-MU mengenalku sebagai ibu….terbaiknya
Jangan (Siti Tasniah)
Jangan marah kalau kau
mencintaiku
Jangan membentak kalau kau
mengasihiku
Jangan membalas makianku kalau
kau masih membutuhkanku
Jangan melotot kalau kau tetap
saja menginginkanku
Jangan kau tinggikan suaramu
kalau kau tau aku tidak siap mendengarnya
Jangan kau pergi kalau tak
sanggup berpisah denganku
Jangan membelakangiku kalau kau
sebenarnya ingin memelukku
Jangan menunjukiku kalau kau tak
tahan pada air mataku
Jangan lagi membenciku
Sebab cintaku adalah persembahan
napasku pada dirimu.
Kalau Niat Tuan Ada Disini (Siti Tasniah)
Hidup dibumi-MU Tuhan
Bukanlah hidup bernapas panjang
Tetapi di katakan hidup ialah
berjasa
Kalau niat tuan ada disini
Akan berkorban memimpin
masyarakat adat sampulonrua
Tentu tuan tak kenal kata mundur
Apa lagi menyerah
Niat yang disini adalah tunas
yang ditancap itu yang berkembang
Coba….Coba tuan tanam talas
Yang tumbuh pasti bukan kaktus
Kalau niat tuan ada disini
Fitnah orang tidak mengurangi
amal
Tutup telinga pada sanjung dan
puji
Sebab keduanya membunuh hati
Kalau niat tuan ada disini
Segala yang di kerjakan banyak
orang senang
Tapi….
Banyak juga yang resah sebab
benci
Kalau niat tuan ada disini
Perlu di ketahui
Hari ini tujuh desember
Akan berganti tujuh desember
berikutnya
Daging mungkin akan berbagi
dengan bakteri tanah
Tulang mungkin akan
terpisah-pisah
Lalu segala gambar berikut
kenangan
Akan tergantung jadi perhiasan
Akan habis di makan masa
Tapi jasa tuan berbarengan selama-lamanya
di kenang
Kalau niat tuan ada di sini
Ujian memimpin itu sama dengan
ujian disekolah
Naik kelas bertambah sukar soal
ujiannya
Tuan….nyaris empat tahun engkau
member hati berikut cinta
Tapi tetap saja ada yang
mencari….
Padahal tuan dekat sekali…..
Kalau niat tuan ada disini
Telah tuan bicara tersirat
Gunung yang di pesankan pada tuan
untuk didaki
Telah tuan daki meski sekarang
baru sampai lereng
Tuan tengok, ternyata dekat nian
perjalanan tuan
Dibanding puncak yang mesti tuan
sampai
Namun alangkah banyak perdu
menusuk kaki tuan
Tapi bukankah gunung yang tinggi
tetap bias didaki
Kalau niat tuan ada di sini
Tahukah tuan
Panah cinta pengabdian tuan
Sudah menusuk hati
Tak ada kenal mundur lagi
Kalau niat tuan ada di sini
Tahukah tuan?
Mata jelata ini tidak akan
beranjak
Mungkin ada mata-mata akan
mengupas riwayat lain
Tetapi disetiap lembar riwayat
lain
Ada nama tuan sebagai pembanding
Sebab mata dan hati adalah
kepunyaan Tuhan
Yang tak kuasa berbohong
Jangan ada kata menghilangkan
tuan dari ingatan
Mengeluarkan tuan dari ruangan
kalbu
Untuk mengganti tuan dengan wajah
lain
Sebab….sekali lagi…
Niat laksana tunas apa yang
ditanam itu yang tumbuh
Kalau tuan tanam apel tentu yang
tumbuh bukan belukar.
Konsederan Pada Butta Toa (Siti Tasniah)
Dengan rahmat Allah yang maha Esa
Menimbang, dst
Memperhatikan, dst
Memutuskan:
Kesetiaan pada Butta Toa
Di atas segala makian, beserta
pengharapan di seputar perbedaan
Berikut pasal-pasal penyatuan
Di atas bab-bab yang meneriaki
kesucian Butta Toa
Bersama idealisme-idealisme
mahasiswa
Yang pulang ke Butta Toa berebut
jadi honorer
Oleh laku seniman-seniman yang
hanya dihargai alam
Dan kemiskinan membingkai hari
Jerit pengangguran
Tangis nelayan dan petani
Yel-yel pelajar yang hanya
mengagungkan symbol
Dengan….Menimbang, memperhatikan,
dst
Norma Sicidongan Siada’kkan yang jadi Sientengan
sikarewang
Budaya SIRI NA PACCE yang berubah
jadi malu dan pedis
Butta Toa sedikit lagi jadi
konsederan tak terlupakan dan atas nama syair ini
Kutanda tangani konsederan pada Butta
Toa selaku ketua merangkap anggota
Kutetapkan DI BUTTA TOA
RABU 21 MEI 2008
Pkl 21.00 WITA.
No comments:
Post a Comment