Monday, May 30, 2016

Ulama Penyusun Kutubus Sittah dan Karyanya



Pada kesempatan kali ini kita akan membahas Ulama-ulama pada masa Dinasti Abbasiyah, dimana Ulama tersebut sangat terkenal karena, kearifannya, ketaatannya dalam agama, dan keahliannya dalam berbagai bidang agama. Yang kemudian dikenal dengan Ulama penyusun Kutubus Sittah, untuk lebih jelasnya kita simak berikut ini.

Imam Bukhari


Nama lengkapnya Abu ‘Abd Allah Muhammad ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Ju’fi al-Bukhari, lahir bulan Syawal 194 H di Bukhara, Uzbekistan (Asia Tengah). Ia lebih dikenal dengan panggilan ‘Al-Bukhari’.

Imam Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab As-Siqat, Ibnu Hiban menulis bahwa ayah Bukhari dikenal sebagai seorang yang wara’, seorang ulama bermazhab Maliki dan murid dari Imam Malik, ulama besar dan ahki fiqih. Ia wafat ketika Bukhari masih kecil.

Sejak berusia sepuluh tahun, Imam Bukhari sudah mengembara untuk menuntut ilmu. Ia pergi ke Balkhi, Naisabur, Rayy, Baghdad, Basrah, Kufah , Mekkah, Mesir dan Syam. Ia pernah berguru pada Syekh ad-Dakhili. Ulama ahli Hadis yang masyhur di Bukhara. Pada usia 16 tahun, dia mengunjungi kota suci Makkah dan Madinah untuk belajar dari para guru besar Hadis. Pada usia 18 tahun, dia sudah hafal karya Mubarak dan Waki’ bin Jarrah bin Malik. Bersama gurunya Syekh Ishaq, ia menghimpun Hadis-hadis sahih dalam satu kitab. Dari satu juta Hadis yang diriwayatkan 80.000 para Rawi’ ia menyaringnya menjadi 7.275 Hadis.

Untuk mengumpulkan dan menyeleksi Hadis sahih, Imamn Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun. Beliau mengunjungi berbagai kota untuk menemui para Rawi Hadis. Di antara kota-kota yang disinggahinya antara lain Basrah, Mesir, Hijaz (Mekkah dan Madinah), Kufah, Baghdad sampai Asia Barat.
Para ulama Hadis yang termasuk guru Imam Bukhari adalah Ali bin al-Madani, Ahmad bin Hambal, Yahya bin Ma’in, Makki bin Ibrahim al-Bakhi, dan Muhammad bin Yusuf al-Baikandi. Selain itu, banyak ahli Hadis yang berguru kepadanya, diantaranya Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim Tirmizi, Muhammad bin Nazr, dan Imam Muslim.

Imam Bukhari merupakan ulama yang banyak menulis kitab Hadis. Kitab-kitabnya menjadi rujukan bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sebagian karyanya antara lain: 1] Sahih Bukhari; 2] Al-Adab al-Mufrad, Ad-Du’afa as-Saqir; 3] At-Tarikh as-Saqir; 4] At-Tarikh al-Ausat; 5] At-Tarikh al-Kabir; 6] At-Tafsir al-Kabir; 7] al-‘Ilal; 8] Raful Yadain fi as-Salah; 9] Birr al-Walidain; 10] Ad-Du’afa; dan 11] Al-Hibah. Namun di antara karyanya itu, yang termashur adalah Al-Jami’ al-Musnad as-Sahih al-Mukhtasar min Umur Rasul Allah wa as-Sunnah wa Ayyamih.

Imam al-Bukhari wafat pada malam ‘Idul Fitri tahun 256 H, di usia 62 tahun. Jenazahnya dikuburkan di Khartand, sebuah desa di Samarkand.

No comments:

Post a Comment