Adab Menjaga Ikhlas
Amal kebaikan yang tidak didasari keikhlasan hanya akan menghasilkan kesia-siaan belaka. Bahkan ia bisa mendatangkan azab Allah. Sebuah amal yang dilakukan bukan karena-Nya termasuk perbuatan syirik yang tak terampuni dosanya, kecuali jika ia segera bertaubat. Allah berfirman yang artinya, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain itu bagi siapa yang dikehendakin-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (An Nisa [4] : 48). Karena itu sangat penting untuk mengetahui hal-hal yang dapat membantu kita agar dapat mengikhlaskan seluruh amal perbuatan kepada Allah semata. Diantara hal-hal tersebut adalah:
Pertama, Banyak berdoa
Rasulullah SAW sering memanjatkan doa agar terhindar dari kesyirikan, padahal beliau orang yang paling jauh dari kesyirikan. Di antara doa yang sering Rasulullah SAW panjatkan adalah: "Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui." (Hadits Shahih riwayat Ahmad)
Kedua, Menyembunyikan Amal Kebaikan
Amal kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain hasilnya lebih ikhlas, karena tidak ada yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut kecuali hanya karena Allah semata. Menurut sebuah hadits diriwayatkan Bukhari dan Muslim, ada tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari di mana tidak ada naungan selain dari naungann-Nya. Di antara tujuh golongan itu adalah seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya tersebut hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
Ketiga, Takut Tidak Diterima Amalnya
Allah berfirman: "Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka." (Al Mu'minun [23]:60). Menurut Ibnu Katsir, ayat ini menjelaskan bahwa di antara sifat-sifat orang mukmin adalah senang memberi, namun mereka takut akan tidak diterimanya amal perbuatan mereka tersebut.
Keempat, Tidak Terpengaruh perkataan Orang Lain
Pujian atau celaan yang menyebabkan seseorang beramal saleh, bukanlah termasuk perbuatan ikhlas. Seorang Mukmin yang ikhlas tidak terpengaruh oleh pujian maupun celaan ketika beramal saleh. Ketika ia mengetahui bahwa dirinya dipuji karena beramal saleh, maka tidaklah pujian tersebut kecuali hanya hanya akan membuat ia semakin tawadhu (rendah hati) kepada Allah. Ia pun menyadari bahwa pujian tersebut merupakan fitnah (ujian) baginya sehingga ia pun berdoa kepada Allah untuk menyelamatkannya dari fitna tersebut.
Kelima, Memandang Rendah Amal Kebaikan
Salah satu perbuatan yang merusak amal adalah ujub (berbangga diri). Semakin ujub seseorang terhadap amal kebaikan yang ia lakukan, maka akan semakin kecil dan rusak keikhlasan dari amal terebut. Bahkan pahala amal kebaikan tersebut dapat hilang sia-sia. Sa'id bin Jubair berkata, "Ada orang masuk surga karena perbuatan maksiat dan orang yang masuk neraka karena amal kebaikannya". Dinyatakan kepadanya "Bagaimana hal itu bisa terjadi?". Beliau menjawab, "Seseorang melakukan perbuatan maksiat, ia pun senantiasa takut terhadap azabAllah akibat perbuatan maksiat tersebut, maka ia pun bertemu Allah dan Allah pun mengampuni dosanya karena rasa takutnya itu. Sedangkan ada seseorang beramal baik, ia pun senantiasa bangga terhadap amalnya tersebut, maka ia pun bertemu Allah dalam keadaan demkian, maka Allah pun memasukannya ke dalam neraka."
Demikian beberapa hal yang insyaAllah mengantarkan kita berbuat ikhlas. Semoga kita termasuk hamba Allah yang bisa berbuat baik dengan rasa ikhlas. Amiin.
Demikian beberapa hal yang insyaAllah mengantarkan kita berbuat ikhlas. Semoga kita termasuk hamba Allah yang bisa berbuat baik dengan rasa ikhlas. Amiin.
No comments:
Post a Comment