Monday, May 16, 2016

Ilmuwan dan Ulama terkenal sepanjang masa


Ahmad bin Muhammad bin Ya'qub bin Miskawaih (320-21H/932-1030M).

Nama lengkapnya Ahmad bin Muhammad bin Ya'qub bin Miskawaih, tetapi lebih dikenal dengan nama  Ibnu Miskawaih atau Maskawaih. Nama itu diambil dari nama kakeknya yang semula beragama Majusi (Persia), kemudian masuk Islam. Julikannya adalah Abu 'Ali, yang merujuk kepada sahabat 'Ali bin Abi Talib. Di samping itu, ia juga bergelar al-Khazin yang berarti bendaharawan/menteri keuangan itu berlangsung pada masa kekuasaan 'Adud ad-Daulah dari Bani Buwaih (al-Dawlah al-Buwaihiyyah).

Ibnu Miskawaih dilahirkan di Rayy (Teheran, di Iran sekarang). Para penulis sejarah berselisih pendapat tentang tanggal kelahirannya. Namun pendapat umum mengatakan Miskawaih lahir pada tahun 330 H/942 M, dan meninggal dunia pada tanggal 9 Safar 421H/16 Februari 1030 M.

Tidak banyak informasi yang menjelaskan riwayat pendidikannya. Menurut sejarawan Ahmad Amin, pendidikan anak-anak pada zaman Dinasti Abbasiyah pada umumnya dimulai dengan belajar membaca, menulis, mempelajari Al-Quran dan dasar-dasar bahasa Arab (Nahwu) serta membuat syair. Dilanjutkan dengan mempelajari ilmu fikih, sejarah, matematika, dan ilmu-ilmu praktis seperti ilmu musik, catur dan militer. Ibnu Miskawaih sendiri belajar sejarah dari Abu Bakar Ahmad bin Kamil al-Qadi, belajar filsafat dari Ibnu al-Akhmar, dan belajar kimia dari Abu Tayyib. Ia juga berkawan dengan para ilmuwan lain, diantaranya Ibnu Sina.

Ibnu Miskawaih dikenal sebagai sejarawan besar, kemasyhurannya melebihi pendahulunya, yaitu At-Tabari. Ia adalah seorang dokter, penyair, ahli bahasa, dan filosof Muslim yang mampu memadukan metode pemikiran Yunani dan Islam. Di samping itu, ia juga ahli dalam bidang filsafat Romawi, India, Arab dan Persia. Miskawaih memiliki perhatian besar terutama pada filsafat etika Islam. Hal ini terlihat dari berbagai buku atau karyanya, diantaranya:

1. Risalah fi al-Lazzat wa al-Alam.
2. Risalah fi at-Tabi'at.
3. Risalah fi Jauhar an-Nafs.
4. Maqalat an-Nafs wa al-Aql.
5. Fi Isbat as-Suwar al-Ruhaniyat allati la Yabula Lama, min Kitab al-Aql wa al-Ma'qul.
6. Ta'rif li Miskawaih Yumayyizu bihi bain ad-Dahr wa az-Zaman.
7. Tahzib al-Akhlaq wa Tatthir al-A'raq.
8. Risalah fi jawab fi Su'al li 'Ali ibn Miskawaih Ila Abi Hayyan as-Sauli fi Haqiqat al-'Adl.

Oleh sebab itu, Ibnu Miskawaih menjadi ilmuwan Muslim pertama di bidang filsafat akhlak.

Abu Musa Jabir bin Hayyan (750-803)

Orang Barat mengenalnya dengan sebutan 'Geber'. Abu Musa Jabir bin Hayyan lahir di Kufah pada tahun 750 M. Sumbangan terbesar Jabir bin Hayyan dalam ilmu pengetahuan adalah di bidang kimia. Keahlian itu didapatnya dari seorang guru bernama Barmaki Vizier, tepatnya pada era pemerintahan Harun ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik percobaan secara terencana dan beraturan di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali.

Jabir menekankan bahwa jumlah zat itu berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi. Penemuan Jabir itu dapat dipandang telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap. Sumbangan lainnya yang penting antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi (pengabluran atau penjernihan), distilasi (pemanasan benda cair atau padat menjadi uap), kalsinasi (pemanasan suatu benda hingga temperaturnya tinggi), sublimasi (proses perubahan langsung zat padat menjadi cair), dan penguapan serta pengembangan peralatan untuk melakukan proses-proses tersebut.

Jabir juga menulis kitab-kitab penting bagi pengembangan ilmu kimia, antara lain: 

1. Kitab al-Kimya.
2. Kitab al-Sab'in. 
3. Kitab ar-Rahmah.
4. At-Tajmi.
5. Al-Zilaq al-Sarqi.
6. Book of the Kingdom.
7. Book of Eastern Mercury.
8. Book of Balance.


No comments:

Post a Comment