Friday, January 26, 2018

Pengertian Perdagangan Antardaerah, Karakteristik dan Perdangan Antardaerah di Indonesia.



Para tokoh ekonomi klasik dari Adam Smith sampai kepada John Stuart Mill tertarik pada perdagangan antarnegara atau perdagangan Internasional. Menurut mereka, perdagangan Internasional dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Pandangan yang sama juga  dianut para tokoh ekonomi neoklasik, seperti Jevons, Edgeworth, Marshall, dan Samuelson.

Namun Beberapa tokoh ekonomi juga tertarik melihat perdagangan antar daerah. Mereka melihat bahwa perbedaan ruang yang mendorong perdagangan antarnegara juga dapat mendorong perdagangan antardaerah. Beberapa bahkan menemukan bahwa teori perdagangan antardaerah mendekati teori perdagangan antarnegara.

Perdagangan Antardaerah

Perdagangan antarnegara maupun perdagangan antardaerah hakikatnya merupakan pertukaran barang dan jasa antarruang. Perdagangan antardaerah berbeda dengan perdagangan antarnegara. Perdagangan antardaerah adalah perdagangan yang diselenggarakan antartempat atau wilayah yang berbeda di dalam Negara yang sama. Perdagangan antardaerah disebut juga perdagangan domestik. Contoh perdagangan antara provinsi Jawa Timur dengan Papua. Provinsi Jawa Timur mengirim komoditi pangan ke Papua dan Papua mengirim tembaga ke Jawa Timur.

Kenyataan menunjukkan bahwa perdagangan antardaerah jauh lebih bebas  dari perdagangan antarnegara. Untuk wilayah-wilayah di dalam Negara yang sama, jarak antar pasar cenderung lebih pendek dan kerangka kerja kelembagaan dan moneter biasanya sama. Dengan demikian wilayah-wilayah itu memiliki mata uang yang sama, pasar modal yang terintegrasi dan system perbankan umum semuanya memfasilitasi perdagangan.

Menurut model keunggulan komparatif, masyarakat suatu daerah akan lebih diuntungkan bila mereka focus pada kegiatan produksi yang biayanya relatif lebih murah dibandingkan dengan wilayah lainnya. Relatif rendahnya biaya produksi itu memungkinkan wilayah yang bersangkutan menetapkan harga produksi yang lebih murah dibandingkan dengan wilayah lainnya. Perbedaan harga ini selanjutnya memungkinkan wilayah tersebut untuk menjual produknya ke wilayah lain di mana harga barang yang sama relative lebih tinggi. Perbedaan harga hasil produksi ini selanjutnya akan mendorong kegiatan perdagangan antardaerah yang menguntungkan kedua belah pihak.

Karakteristik Perdagangan Antardaerah

Ada beberapa karakteristik perdagangan antardaerah. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Spesialisasi. Dasar perdagangan antardaerah adalah spesialisasi sebagai hasil dari pembagian kerja. Jika suatu daerah di suatu Negara mengkhususkan diri dalam produksi komoditas tertentu, maka daerah lain di Negara itu akan membeli komoditas yang sama sendiri.
  2. Biaya produksi yang rendah. Perdagangan antardaerah bertujuan untuk memproduksi barang dengan biaya rendah. Dalam perdagangan antardaerah, barang-barang dibeli dari daerah-daerah yang biaya produksi rendah. Tujuannya adalah untuk memberikan kepuasan maksimal dengan harga rendah.
  3. Pertukaran barang. Tujuan dari perdagangan antardaerah adalah saling tukar berbagai barang. Pertukaran ini bertujuan untuk pengadaan barang-barang di daerah yang tidak memiliki persediaan atau yang memiliki persediaan dalam jumlah yang sangat kecil di tempat tertentu dari daerah yang kemampuan produksinya surplus. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pertukaran adalah tujuan perdagangan antardaerah.
  4. Saling kerja sama. Pedagang di bawah perdagangan antardaerah berpindah dari suatu daerah ke daerah yang lain. Hal ini menyebabkan hubungan perdagangan yang erat dan semangat kerja sama di antara mereka.
  5. Mengejar laba. Tujuan dari produsen dalam perdagangan antardaerah adalah untuk mendapatkan laba. Dalam perdagangan antardaerah, produsen ingin menjual barangnya di tempat dimana dia bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal.
  6. Terarah pada konsumen. Pada perdagangan antardaerah, produsen memproduksi barang-barang yang disukai oleh konsumen.
  7. Kepuasan maksimum. Perdagangan antardaerah bertujuan untuk mencapai kepuasan maksimum melalui pertukaran barang dan jasa. Barang-barang yang tidak tersedia di satu tempat dibuat tersedia di sana melalui perdagangan antardaerah.
  8. Transaksi sukarela.Transaksi dalam perdagangan antardaerah tergantung pada kebijaksanaan rakyat.  

 

Perdagangan Antardaerah Di Indonesia

Di Indonesia terdapat aneka ragam kegiatan ekonomi penduduk. Hal ini terjadi karena pola penggunaan lahan dan pola pemukiman yang berbeda. Pola yang berbeda membuat setiap daerah mempunyai keunggulan komparatif. Keunggulan komparatif setiap daerah keunggulam yang tampak ketika suatu daerah diperbandingkan dengan daerah yang lain.

Perdagangan antardaerah di Indonesia sudah terjadi sejak zaman Hindia Belanda. Perdagangan antardaerah di Indonesia terjadi karena ada perbedaan sumber daya, sumber daya alam maupun sumber daya manusia di setiap wilayah. Kondisi ini mengakibatkan komoditas yang dihasilkan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang beraneka ragam.

Selain itu perdagangan yang terjadi antardaerah di Indonesia juga karena daerah penghasil sumber daya alam atau bahan mentah tidak memiliki pabrik untuk memgolah hasil alamnya. Akibatnya daerah penghasil bahan mentah mengirim bahan mentah tersebut menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi.

Jenis komoditas yang diperdagangkan antardaerah di Indonesia antara lain meliputi hasil hutan, pertanian dan peternakan. Komoditas perdagangan hasil hutan meliputi kayu, getah, dan rotan. Komoditas ini banyak berasal dari Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Komoditas yang dihasilkan antara lain adalah kamper, meranti, kayu ulin dan eukaliptus. Pangsa pasar utama produk kehutanan dari pulau-pulau tersebut adalah Pulau Jawa.

Beberapa hasil pertanian yang menjadi komoditas perdagangan adalah gula tebu dan kopra. Gula tebu dari Pulau Jawa dan Sumatera disebarka  ke wilayah-wilayah lain di tanah air. Kopra dari Sulawesi disebarkan ke beberapa wilayah tanah air untuk kebutuhan industri minyak goreng dan sabun.

Komoditas hasil sektor peternakan, seperti sapi perah dan unggas terdapat di pulau Jawa. Sementara itu, sapi, kuda, dan babi berasal dari Sumatera Utara, Bali, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara, dan Papua.

11 comments: