Jalur laut merupakan jalur yang ramai menjadi lalu lintas para pedagang Arab dan Gujarat. Mereka hilir-mudik membawa dan menjajakkan dagangannya. Meskipun dalam berdagang mereka singgah dibandar-bandar, namun tujuan para pedagang itu adalah negara Cina. Negara yang telah mempunyai peradaban maju dan dikenal oleh hampir setiap orang Arab, bahkan pernah Nabi Muhammad SAW menyebutkan dalam hadistnya, " Carilah ilmu walau di negara Cina".
Tidak mengherankan jika pada zaman Islam, lalu lintas perdagangan, dilaut terus berjalan sebagaimana biasanya, bahkan cenderung semakin meningkat. Para pedagang Arab yang hilir mudik dilautan lepas sudah beragama Islam. Oleh karenanya kegiatan mereka bukan saja untuk berdagang, tetapi juga untuk menyiarkan agama Islam kepada orang yang ditemuinya. Sehingga mereka berlayar tidak saja sebagai pedagang tapi juga sebagai Muballigh (penyiar agama Islam).
Dalam perjalanannya dari Arab sampai dengan Cina, mereka singgah dibeberapa bandar, yaitu:
Bandar Gujarat
Bandar ini terletak di negara Hindia. Bandar Gujarat merupakan Bandar utama dan pertama persinggahan pedagang Arab menuju Indonesia, Malaka, Philipina, Vietnam dan Cina. Di Gujarat ini mereka berdagang sambil berdakwah mengajarkan agama kepada penduduk setempat.persinggahan ini tergantung dari cuaca cerah yang ada.
Bandar-Bandar di Nusantara
Setelah singgah di gujarat, para pedagang melanjutkan perjalanan ke nusantara. Di nusantara mereka singgah di Aceh, kemudian ke Palembang. Kemudian dilanjutkan ke Jawa seperti Sunda Kelapa, Cirebon, Semarang, Tuban dan Gresik.
Masuknya Islam ke Indonesia
Agama Islam masuk ke Indonesia terjadi dalam tiga gelombang, yaitu:
Gelombang pertama, Islam masuk ke Indonesia dimulai dari abad ke 7 M sampai dengan abad ke 10 M.
Gelombang ini dinamakan masa Islamisasi (peng-Islaman) masyarakat pribumi Indonesia. Proses Islamisasi ini berjalan secara damai tanpa ada paksaan dan kekerasan.Oleh karena itu waktu yang dilalui proses Islamisasi ini sangat panjang, hampir 300 tahun
Pada masa ini penganut Islam telah hadir dikepulauan Indonesia.Namun pada masa awal itu Islam masih menjadi agama yang dianut oleh para pedagang muslim yang singgah di perairan dan bandar-bandar penting Nusantara.Sejak saat itu mulai tumbuh kelompok-kelompok yang mengamalkan ajaran agama Islam. Kelompok ini terus berkembang hingga mendekati pusat-pusat Kerajaan hindu-budha.
Gelombang kedua terjadi pada abad ke-10 M sampai ke-13 M.
Pada abad ini Islam masuk ke Indonesia sacara besar-besaran.Muballigh yang datang bukan saja orang Arab,tapi juga orang persia dan Gujarat.Para Muballigh itu terdiri dari para pedagang dan kaum Sufi,pada abad ini para Muballigh tersebut mulai meramba masuk ke pedalaman memperkenalkan berbagai hal tentang ajaran Islam.Sejak saat itu tumbuhlah kelompok-kelompok penganut agama Islam di kota-kota dan pedalaman Indonesia.Dari kelompok-kelompok inilah nanti berdiri kerajaan Islam di Nusantara.
Gelombang ketiga terjadi pada abad ke-13 M sampai dengan ke-15 M.
Pada gelombang ini Muballigh yang datang adalah para ahli sufi dan para ahli politik. Mereka masuk Indonesia setelah kerajaan Islam Daulah Abbasiyah dihancurkan oleh tentara Tartar. Dengan kedatanggan para Muballigh ini Isalm di Indonesia mempunyai wawasan politik dan sufi. Oleh karena itu di Indonesia berdirilah kerajaan Islam dan aliran-aliran sufi, yakni Naqsabandiyah, Qadariyah, Satariyah, dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment