Kiat menulis merupakan suatu hal
yang penting bagi guru sebagai bahan untuk menyikapi proses penulisan. Kali ini
secara khusus akan menguraikan kiat-kiat bagi guru untuk menjadi seorang
penulis yang handal, baik untuk kepentingan pembelajaran maupun untuk
pengembangan profesinya sebagai tenaga pendidik professional.
Berikut adalah beberapa kiat agar
menulis tidak terhambat.
Tuliskanlah apa yang ada dalam
pikiran anda. Jangan pernah berhenti menuliskan apa yang ada dalam pikiran.
Apakah hal itu terkait dengan masalah yanh dihadapi dengan siswa, media
pembelajaran, sumber belajar, materi pembelajaran, atau peran orangtua dalam
pembelajaran, dan sebagainya. Pokoknya semua yang ada dalam pikiran anda harus
segera dituliskan. Jangan terganggu dengan pikiran “apakah tulisan ini bagus
atau tidak”, yang penting “tuliskan”.
Sediakan media untuk menampung
tulisan anda. Media ini dapat berupa buku tulis, mesin tik, computer PC
(personal computer), atau laptop. Bahkan anda pun dapat menggunakan buku
(tulis) saku untuk menuliskan berbagai fenomena dan pikiran yang muncul setiap
saat. Bagi guru, fenomena, permasalahan, ide pembaruan tidak akan pernah surut
dari kehidupannya sebagai pendidik. Dalam pelaksanaan kerjanya, guru
berinteraksi secara terus menerus dengan peserta didik, rekan kerja seprofesi
(guru-guru lain), pimpinan institusi (kepala sekolah), Pembina profesi
(pengawas sekolah), stakeholder (orangtua, pemerintah daerah, kecamatan,
kelurahan, rukun warga, rukun tetangga, tokoh masyarakat, dan dunia usaha/dunia
industri) semuanya memberikan peluang untuk memunculkan masalah dan ide
pembaruan. Oleh karena itu, anda diharapkan untuk memiliki dan selalu siap
menuliskan apa yang ditemui dan terlintas dalam pikiran. Buku catatan dapat
menjadi salah satu fasilitas yang paling mudah untuk itu.
Cobalah menempatkan diri anda
pada sudut pandang yang berbeda. Cobalah untuk memandang apa pun yang ditemui
dan ditulis dari sudut pandang yang berlawanan untuk sementara waktu. Ini
memberikan kesempatan pada anda untuk berpikir tentang masalah itu secara
objektif sekaligus kreatif. Misalnya, untuk menuliskan cara pembelajaran yang
efektif. Cobalah untuk berpkir bahwa anda adalh siswa atau orangtua. Cobalah
merasakan dari sudut pandang yang berbeda. Tanyalah diri kita, “Jika kita sebagai
siswa, apakah kita akan merasa senang dengan pembelajaran yang terjadi?” Tentu
hal ini akan memberikan kesegaran pada diri anda dalam merumuskan cara jitu
mewujudkan pembelajaran yang efektif.
Sekali waktu, cobalah untu keluar
dari aktivitas rutin anda sebagai guru. Cobalah menulis pada waktu yang berbeda
dari kebiasaan sehari-hari. Naik sepeda atau jalan kaki kesekolah, berbelanja
di pasar yang berbeda, atau ambillah jalan lain menuju ke rumah sepulang dari
sekolah. Melakukan hal-hal secara berbeda membuat anda dapat melihat segala
sesuatu dengan cara baru dan membuat hubungan-hubungan yang tak pernah anda
rasakan sebelumnya. Mengapa hal ini perlu? Menulis merupakan upaya untuk
menuangkan ide, gagasan, dan pikiran-pikiran baru. Inilah media untuk mengisi
pikiran anda dengan hal-hal baru.
Selingi proses menulis dengan
berbagai kegiatan kecil. Kadang-kadang anda perlu mengesampingkan tulisan yang
sedang digarap. Pergilah jalan-jalan dan kemudian kembalilah pada pekerjaan
dalam keadaan segar, atau kerjakanlah sesuatu yang lain untuk sementara waktu.
Hal ini ditujukan untuk menyegarkan pikiran penulis. Ketika terasa buntu dalam
berpikir. Kebekuan menulis sering muncul ketika penulis akan menyelesaikan
tulisannya. Untuk itu, tinggalkan sebentar atau selingilah dengan kegiatan yang
lain sebelum kembali menulis.
Ubahlah lingkungan anda sebagai
guru ketik menulis. Temukan spot baru untuk menggarap tulisan, parkirlah
kendaraan anda di suatu tempat yang menghadap pemandangan indah, seperti
gunung, perkebunan, persawahan, laut kemudian menulislah. Anda juga dapat
menulis di halaman belakang, di teras atau tempat-tempat lain untuk perubahan
suasana.
Cobalah membicarakan tulisan Anda
dengan orang lain, khususnya siswa Anda. Walaupun mereka tidak paham
sepenuhnya, tetapi biasanya mereka memiliki pendapat dari sudut pandang yang
berbeda. Jadi, Anda dapat menarik benang merah dari pendapat orang lain untuk
memperkaya isi tulisan tersebut.
Luangkanlah waktu Anda selama
sejam setiap harinya. Misalnya sebelum atau setelah tidur malam. Penyelesaian
sebuah tulisan tidak harus dilakukan sekaligus, sehingga Anda akan selalu
berada di depan computer selama berhari-hari. Luangkanlah beberapa jam sehari
untuk kegiatan Anda menulis. Waktu satu jam dapat tersedia kapan saja, tetapi
lebih mudah untuk mengatur jadwal jika sebelum atau setelah tidur malam. Dalam
kurun waktu dua bulan, guru sudah dapat satu buku, artikel, makalah, atau best practice.
Akseslah internet (jika
memungkinkan). Internet merupakan dunia baru yang penuh dengan informasi.
Apakah terkait dengan pengetahuan, berita, bahan ajar, hiburan, bahkan bisnis.
Keterbukaan informasi bagi guru melalui internet akan mempermudah untuk
mendapatkan bahan-bahan penulisan, selain memberikan penyegaran ketika guru
merasa buntu dalam menulis. Bahkan guru dapat masuk dalam satu komunitas
penulis, guru mata pelajaran, pendidik, alumni, dan sebagainya. Permasalahan
dan isu-isu kontemporer pun tersedia lengkap di internet. Untuk itu penting
bagi guru dan penulis untuk mampu mengakses internet.
Kerjakanlah aktivitas menulis
dengan senang hati. Rasa senang dalam menulis akan sering muncul ketika penulis
memiliki visi yang jelas mengenai arah dan tujuan menulis. Semakin dekat Anda
dengan arah dan tujuan penulisan, maka akan semakin sering muncul rasa senang
dalam diri penulis. Sukses itu tidak harus menjadi orang terkenal terlebih
dahulu, banyak juga orang sukses yang tidak terkenal. Oleh karena itu, penulis
harus memiliki visi yang jelas mengenai perannya dalam kehidupan, apakah visi
di pekerjaan, di keluarga ataupun di masyarakat. Dari visi yang jelas seorang
penulis akan menemukan dan memiliki gairah yang luar biasa untuk melakukan
berbagai hal, termasuk menulis. Walaupun demikian, tidak serta merta menulis
itu jadi lancar, kadang-kadang rasa bosan, jemu, kebuntuan dalam berpikir
membayangi proses penyelesaian tulisan. Jangan khawatir, jalani prosesnya dalam
menguatkan visi penulis. “Selamat mencoba….!”
No comments:
Post a Comment