Sunday, April 7, 2019

Research dan Esensi Berpikir Ilmiah, Langkah-langkah Esensial Dalam Research dan Aneka Research di Perguruan Tinggi.

Research dapat dipandang sebagai "the repeated search to the unknown". Dalam menjelajahi benua-benua yang belum diketahui ini orang menggunakan pengetahuannya, alat-alat  yang dapat dipercaya, dan tatakerja tertentu yang berencana. Hal yang sama kita jumpai juga dalam proses berfikir yang matang. Mengenal proses berfikir ini kita akan mengenal juga proses-proses esensial dari pada suatu research.

John Dewey telah memberikan garis-garis besar dari apa yang disebut berfikir ilmiah dalam lima taraf, yaitu :
  • The felt need. Dalam taraf permulaan orang merasakan sesuatu kesulitan untuk menyesuaikan alat dengan tujuannya, untuk menemukan ciri-ciri dari sesuatu obyek, atau untuk menerangkan sesuatu kejadian yang yang tak terduga-duga.
  • The problem. Menyadari persoalan atau masalahnya seorang pemikir ilmiah dalam langkah selanjutnya berusaha menegaskan persoalan itu dalam bentuk perumusan masalah (problem statement).
  • The hypothesis. Langkah yang ketiga adalah mengajukan kemungkinan  pemecahannya atau mencoba menerangkannya. Ini boleh didasarkan atas terkaan-terkaan, kesimpulan-kesimpulan yang sangat sementara, teori-teori, kesan-kesan umum, atau atas dasar apapun yang masih belum dipandang sebagai konklusi yang final.
  • Collection of data as avidence. Selanjutnya bahan-bahan, informasi-informasi, atau bukti-bukti dikumpulkan dan melalui pengolahan-pengolahan yang logis mulai diuji sesuatu gagasan beserta implikasi-implikasinya.
  • Concluding belief. Bertitik tolak dari bukti-bukti yang sudah diolah sesuatu gagasan yang semula mungkin diterima, mungkin juga ditolak. Dengan jalan analisa yang terkontrol (eksperimental) terhadap hipotesa-hipotesa yan diajukan disusunlah suatu keyakinan sebagai konklusi. 
Kemudian Kelley melengkapi lima taraf berfikir ilmiah Dewey dengan satu taraf lagi, yaitu : 
  • General value of the conclusion. Akhirnya, jika suatu pemecahan telah dipandang tepat, maka disimpulkan implikasi-implikasinya untuk masa depan. Ini biasa disebut refleksi yang bertujuan untuk menilai pemecahan-pemecahan baru dari segi-segi kebutuhan-kebutuhan masa mendatang. Pertanyaan yang ingin dijawab disini adalah "kemudian apa yang harus dilakukan". Ini kerapkali dikemukakan pada taraf yang terakhir dalam suatu pemecahan masalah.

Langkah-langkah Esensial dalam Research

Kini tidak disangsikan lagi bahwa langkah-langkah dalam suatu research ilmiah konfrom sepenuhnya dengan taraf-taraf atau langkah-langkah berfikir ilmiah, ditambah dengan perumusan-perumusan secara tertulis semua aktivita yang telah dikerjakan oleh seorang penyelidik. Memahami langkah-langkah pokok yang umum dipakai berarti mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa-apa yang harus disiapkan untuk menyelenggarakan suatu research. Langkah-langkah esensial dalam suatu research dapat dikemukakan sebagai berikut :
  1. Menetapkan obyek atau pokok persoalan. Tidak ada satu researchpun tanpa obyek. Sebab itu wajar sekali jika menetapkan obyek atau pokok persoalan menjadi langkah yang pertama. Penetapan obyek tidak hanya berarti memberi isi dan meletakkan arah untuk kegiatan-kegiatan dalam penyelenggaraan sesuatu research, tetapi yang tidak kurang pentingnya adalah dalam banyak hal obyek mendiktekan metodologi tertentu yang khususnya dipandang paling cocok untuk memecahkan masalah.
  2. Membatasi obyek atau pokok persoalan. Sekali suatu pokok persoalan telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah membatasi luasnya dan memberikan formulasi-formulasi yang tegas terhadap pokok persoalan itu. Bagi penyelidik sendiri penegasan batas-batas ini akan menjadi pedoman kerja, dan bagi orang lain kepada siapa laporan research itu hendak disajikan atau diserahkan, penegasan selalu berfungsi mencegah kemungkinan timbulnya kericuan pengertian dan kekaburan wilayah persoalannya.
  3. Mengumpulkan data atau informasi. Hanya data atau informasi yang sehubungan dengan segi-segi tertentu dari pokok persoalannya yang perlu dikumpulkan. Suatu research bukanlah aktivita yang insidental dan trial and error dengan jalan mengumpulkan apa saja yang dijumpai secara kebetulan, melainkan suatu kegiatan yang terarah (purposeful), dengan sengaja mencari bahan-bahan yang umumnya telah ditentukan lebih dahulu dalam program research. Dengan begitu semua aktivita dalam suatu research dapat berjalan dengan terpimpin dan terselenggara secara efektiv dan efisient.
  4. Mengolah data dan menarik kesimpulan. Mengolah berarti menyaring dan mengatur data atau informasi yang sudah masak. Jika maksudnya yang semula research akan dilanjutkan ketaraf inferensial, maka penganalisaan, penginterpretasian, dan penarikan kesimpulan harus melengkapi taraf pengolahan ini.
  5. Merumuskan dan melaporkan hasilnya. Merumuskan adalah suatu pekerjaan yang tersendiri yang meminta cukup curahan tenaga dan kecakapan. Karena ilmu pengetahuan pada umumnya adalah milik bersama, maka jika tidak ada ketentuan lain biasanya hasil-hasil penyelidikan dilaporkan kepada publik untuk mereka gunakan atau mereka uji kembali kebenarannya.
  6. Mengemukakan implikasi-implikasi penyelidikan. Jika suatu research dipersiapkan untuk suatu thesis, atau disertasi, suatu keharusan yang mutlak untuk mengetengahkan implikasi-implikasi hasil penyelidikan sam sekali tidak dapat dihindari. Dalam implikasi ini  disebutkan konsekwensi-konsekwensi terpenting dari hasil penyelidikan dan rekomendasi-rekomendasi untuk aktivita-aktivita di kemudian hari dalam hubungan dengan hasil-hasil itu. Ini khususnya sangat penting artinya bagi research terpakai yang hasilnya dalam waktu yang sangat dekat akan digunakan dalam praktek. Tentu keadaannya lain jika suatu research hanya diperuntukkan penulisan suatu termpaper atau field study, hal mana dapat kita fahami dari uraian-uraian berikut.

Aneka Research di Perguruan Tinggi

Dalam studynya di perguruan tinggi seorang mahasiswa mungkin diminta menyelenggarakan suatu research untuk : Term paper. Field study. Thesis dan Disertasi.

Term Paper

Ada macam-macam nama yang digunakan untuk menyebut term paper, misalnya saja "report of  reading", "naskah semester", "naskah pembahasan", dan semacamnya. Adapun ciri-ciri paper atau naskah ini adalah :
  1. Ditulis untuk memenuhi sebagian dari sarat-sarat menyelesaikan satu mata pelajaran.
  2. Melaporkan apa yang sudah dan dapat diketahui oleh mahasiswa, tidak meminta penemuan-penemuan pengetahuan yang belum tersedia.
  3. Harus diselesaikan dalam waktu yang sangat terbatas dan ditulis menurut tata-tulis yang telah ditetapkan.
  4. Sungguhpun tidak diharapkan suatu pembahasan yang cukup mendalam, namun tidak boleh merupakan kumpulan dari serangkaian kutipan yang mentah dari artikel-artikel atau buku-buku yang ditunjukkan. 
Untuk menyelesaikan suatu term paper biasanya tidak diminta lebih dari suatu library research, suatu research kepustakaan. Judul atau pokok permasalahnnya mungkin diberikan oleh dosen, mungkin diminta memilih dari suatu daftar tofik, dan mugkin juga dapat dipilih sendiri oleh mahasiswa. Semuanya masih dalam lingkungan wilayah mata pelajaran yang bersangkutan. Maksud dari tugas membuat term paper pada umumnya ada empat macam yaitu :
  • Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menguasai lebih mendalam matapelajaran yang bersangkutan.
  • Memberi kesempatan untuk memperluas cakrawala pandangan mahasiswa tentang matapelajarannya.
  • Memberi kesempatan kepada dosen untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam mengumpulkan, mengatur, dan melaporkan bahan-bahan study dalam tata-susunan yang logis.
  • Menjadi sebagian dari dasar-dasar pemberian nilai dalam matapelajaran yang bersangkutan.

Field Study

Field study berbeda dengan term paper dalam tiga hal yaitu :
  1. Field study tidak ditulis untuk memenuhi salah satu sarat dari sesuatu matapelajaran, melainkan jauh lebih luas, mengenai banyak hal tentang aspek-aspek spesialisasi, meliputi beberapa matapelajaran.
  2. Field study tidak didasarkan atas library research, melainkan atas field research, research yang dilakukan di kancah atau dimedan terjadinya gejala-gejala.
  3. Field study ditulis dalam bentuk laporan akademik.
Tujuan umum dari suatu field study adalah memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mempersiapkan diri menghadapi persoalan-persoalan yang konkrit dalam lapangan studinya, hal mana sangat diperlukan bagi jabatannya dimasa mendatang. Persiapan ini lebih dititik-beratkan pada segi formal daripada segi materialnya. Sebab yang dipentingkan dalam field study bukanlah sumbangan penemuan baru dalam lapangannya, melainkan bagaimana mahasiswa meng-approach sesuatu persoalan konkrit. Sudah tentu diharapkan mahasiswa lebih banyak berdiri sendiri dalam pekerjaannya daripada meminta pertolongan dan nasehat-nasehat dari pembimbing, konsultan, atau sponsornya. Secara metodologik dia harus mampu mendemonstrasikan cara-cara yang tepat dalam pengumpulan data, penganalisaannya, dan penarikan kesimpulannya. Cara-cara mengutip pendapat dan mendokumentasikan kepustakaan, semuanya harus dilakukan dengan setertib-tertibnya.


Thesis

Thesis merupakan hasil resereach yang lebih tinggi lagi tarafnya. Sama halnya dengan field study, thesis harus diselenggarakan secara tertib dan cermat dalam segi metodologik. Akan tetapi lebih daripada field study, thesis meminta sumbangan material, yaitu penemuan-penemuan baru dalam segi tata-kerja, dalil-dalil, atau tata-tata hukum tertentu tentang salah satu aspek (atau lebih) dalam lapangan spesialisasinya.

Albaugh dalam bukunya Thesis Writing masih melihat beberapa perbedaan lagi antara thesis dengan field study dan term paper.
  1. Term paper dan field study biasanya hanya terbaca oleh beberapa orang saja, dia sendiri, dosen atau dosen-dosennya, dan beberapa temannya. Umumnya term paper dan field study menjadi milik mahasiswa setelah diperiksa oleh dosen. Karena itu sekali sudah selesai, naskahnya segera dilupakan orang. Sebaliknya suatu thesis sekali sudah disiapkan, diketik, dan diserahkan kepada Fakultas (Departemen atau Akademi) akan tetap menjadi milik daripada perpustakaan Fakultas atau Universitas. Sebagai perbendaharaan Fakultas atau Universitas maka thesis dapat dilihat dan dibaca oleh tiap-tiap orang yang memerlukannya. Sepanjang belum ada kenyataan-kenyataan atau bukti-bukti lain yang menyangkal kebenaran penemuan-penemuan yang dikemukakan dalam thesis, maka pendapat-pendapat itu masih dipandang benar. Karena itu penulis suatu thesis harus sangat berhati-hati, bukan saja oleh karena thesa-thesa yang dikemukakan olehnya dipandang sebagai kebenaran dan dijadikan dasar-dasar deduksi, tetapi juga karena thesis merupakan monument abadi dari segi mana penyusunnya dapat menunjukkan kecakapannya atau ketidak-mampuannya.
  2. Dari suatu thesis biasanya dibuat abstracts. Tidak demikian halnya dengan paper. Abstracts ini ditertibkan oleh Fakultas atau Universitas yang memberikan gelar, dan disebarkan secara luas. Dengan begitu penemuan-penemuan dari suatu thesis akan menjadi milik umum dan bersamaan dengan itu tersebar juga nama baik atau nama buruk dari penulisnya keluar kampusnya. 

Desertasi

Thesis dipersiapkan untuk memenuhi sebahagian dari sarat-sarat untuk memperoleh gelar Sarjana, Doctorandus, Master of Arts, Master of Science, atau gelar-gelar lain yang sederajat. Disertasi dipersiapkan untuk mencapai puncak dari suatu gelar perguruan tinggi: Doktor (DR) atau Phylosophical Doctor (Ph.D).

Tidak banyak perbedaan antara thesis dan disertasi, kecuali dalam intensita dan ekstensi pokok persoalan yang dijadikan titik pusat resereachnya. Disertasi sudah terang harus lebih luas, lebih mendalam dan terperas (exhausted). Konklusinya harus mempunyai kemungkinan generalisasi yang lebih luas daripada thesis. Atas dasar pengetahuan-pengetahuan spesialisasinya seorang penyusun desertasi (disebut promovendus) harus mampu bekerja sendiri sepenuhnya.

No comments:

Post a Comment