Friday, April 12, 2019

Pengertian Sosiologi Sastra. Sastra, Masyarakat, dan Kebudayaan, Serta Kritik Sastra dan Masyarakat.

Sosiologi sastra merupakan bagian dari kritik sastra yang mengkhususkan diri dalam menelaah sastra dengan memperhatikan segi-segi sosial kemasyarakatan. Menurut Wellek dan Warren bahwa sosiologi sastra, adalah suatu telaah sosiologis terhadap suatu karya sastra. Telaah sosiologis ini mempunyai tiga klasifikasi, yaitu :
  • Sosiologi pengarang, yakni menyangkut diri pengarang itu sendiri, baik tentang status sosial, ideologi politik, dan lain-lain.
  • Sosiologi karya sastra, yakni menyangkut masalah-masalah karya itu sendiri.
  • Sosiologi sastra, yakni yang memasalahkan pembaca dan pengaruh sosialnya terhadap masyarakat.
Pembagian telaah sosiologis menurut Wellek dan Warren hampir sama dengan pembagian Ian Watt, dengan melihat hubungan timbal-balik antara sastrawan, sastra, dan masyarakat.
  1. Konteks sosial pengarang, yakni menyangkut posisi sosial masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca.
  2. Sastra sebagai cermin masyarakat, yang telaah adalah sampai sejauh mana sastra dianggap sebagai pencerminan keadaan masyarakat.
  3. Fungsi sosial sastra, yang ditelaah adalah sampai sejauh mana nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial, sejauh mana nilai sastra dipengaruhi oleh nilai sosial, dan seberapa jauh sastra dapat berfungsi sebagai alat penghibur dan sebagai pendidikan bagi masyarakat pembaca.


Sastra, Masyarakat, dan Pembaca

Sastra merupakan bagian dari kebudayaan, dan kebudayaan itu sendiri mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat, karena kebudayaan adalah cara suatu kumpulan manusia atau masyarakat mengadakan sistem nilai, yaitu berupa aturan yang menentukan sesuatu benda atau perbuatan lebih tinggi nilainya, lebih dikehendaki daripada yang lain. Singkatnya kebudayaan itu dikatakan sebagai cara hidup, yaitu bagaimana suatu masyarakat itu mengatur hidupnya.

Kebudayaan memiliki tiga unsur, yaitu :
  1. Unsur sistem sosial: yang terdiri dari sistem kekeluargaan, politik, ekonomi, kepercayaan, pendidikan, dan sistem undang-undang.
  2. Sistem nilai atau ide: sistem nilai yang menyangkut upaya bagaimana kita menentukan sesuatu lebih berharga daripada yang lain; sementara sistem ide merupakan pengetahuan dan kepercayaan yang terdapat dalam sebuah masyarakat.
  3. Peralatan kebudayaan: penciptaan material berupa peralatan yang diperlukan untuk menunjang kehidupan.
Kesusastraan sebagai ekspresi atau pernyataan kebudayaan akan mencerminkan ketiga unsur kebudayaan seperti yang dikemukakan diatas.
  1. Kesusastraan mencerminkan sistem sosial yang ada dalam masyarakat, seperti sistem kekerabatan, politik, ekonomi, kepercayaan, pendidikan, dan undang-undang yang terdapat dalam masyarakat tertentu.
  2. Kesusastraan mencerminkan sistem nilai dan ide, menggambarkan tentang apa yang dikehendaki dan apa yang ditolak karya sastra itu sendiri menjadi penilaian yang dilakukan anggota masyarakat.
  3. Bagaimana mutu peralatan kebudayaan yang ada dalam masyarakat tercermin pula pada bentuk peralatan tulis menulis yang digunakan dalam mengembangkan sastra.
Bila kebudayaan dan sastra kita kaitkan dengan masyarakat yang menggunakan sastra, maka dapat dikatakan bahwa nilai sastra terletak pada masyarakat itu sendiri. Kesusastraan itu mempunyai fungsi sosial dan fungsi estetik.

Fungsi sosial sastra adalah keterlibatan sastra dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, etik, kepercayaan dan lain-lain. Fungsi estetik sastra adalah penampilan karya sastra yang dapat memberi kenikmatan dan rasa keindahan bagi pembacanya.

Perkembangan masyarakat dan kebudayaan kita semakin lama semakin besar dan kompleks, demikian pula halnya dengan sastra. Keseluruhan kesusastraan Indonesia sekarang tidak sama dengan keseluruhan kesusastraan Indonesia di tahun lima puluhan. Oleh karena itu, tanggung jawab seorang sastrawan semakin besar, mereka tidak cukup hanya mengetahui aspek-aspek yang membangun sastra saja bila ingin menghasilkan karya yang bermutu, tetapi harus dibarengi dengan berbagai macam pengetahuan di bidang sosiologi, psikologi, falsafah, dan kebudayaan.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa antara masyarakat, kebudayaan, dan sastra merupakan suatu jalinan yang kuat yang satu dengan yang lainnya saling memberi pengaruh, saling membutuhkan dan saling tentu-menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Kritik Sastra dan Masyarakat

Kritik sastra sangat berperan penting dalam masyarakat karena kesusastraan sangat tergantung pada kritikus sastra, bahkan kritikus sastra mampu mempengaruhi seluruh masyarakat sastra.

Masyarakat sastra merangkum sekalian orang yang mengembangkan, memanfaatkan, dan menyerapkan kesusastraan yang bergerak dalam tiga bidang sastra yakni :
  1. Para sarjana dan ahli sastra yang bergerak dalam bidang ilmu sastra.
  2. Para pencipta, baik penulis prosa maupun penyair yang langsung berurusan dengan penciptaan sastra.
  3. Para pencinta sastra yang menerima dan menerapkan karya sastra yang dibacanya.

No comments:

Post a Comment