Timbulnya orientalisme disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
Karena Fanatik Agama dan Dorongan Ilmu Pengetahuan
Ketika Islam berkembang dengan pesatnya dan dalam masa satu abad kekuasaannya telah melintasi jazirah Arab. Afrika Utara dan sampai Spanyol serta negara-negara Eropa lainnya.
Sebelumnya orang-orang Eropa berprasangka buruk, bahwa orang Islam dan orang-orang Arab sangat kejam dan bengis. Penyiaran agama disebarkan dengan pedang dan dengan kekerasan. Sangkaan ini rupanya meleset. Orang-orang Islam dan Arab mempunyai akhlak yang tinggi dan mulia, penuh keadilan dan toleransi terhadap pemeluk-pemeluk agama lain. Rakyat Spanyol yang beragama Kristen diberikan kebebasan memeluk agamanya, walaupun negara tersebut telah dikuasai oleh orang-orang Arab.
Kemakmuran rakyat dan pembangunan maju dengan pesatnya. Berdirilah sekolah-sekolah di Sevilla, Toledo, dan Cordova dan diajarkan disana bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan. Para ulama dan cendikiawan dimuliakan. Karena itu banyak orang-orang Kristen Eropa yang belajar disana dan banyak pula orang-orang Kristen Eropa yang memeluk agama Islam.
Akhirnya timbullah kecemasan dan kekhawatiran pemuka-pemuka agama Kristen Eropa terhadap kemajuan agama Islam. Mereka takut kalau agama Islam menjalar ke seluruh benua Eropa. Timbullah fanatik agama, timbullah hasad dan dengki serta benci terhadap Islam dan orang-orang Arab. Mereka ingin pula memiliki ilmu pengetahuan yang telah dimasak oleh orang-orang Islam baik yang bersumber dari Yunani atau dunia Timur seperti filsafat, kebudayaan, sejarah ilmu pasti, ilmu falak dan lain-lain.
Untuk mencapai tujuan ini mereka harus datang ke Andalus untuk belajar, dengan lebih dahulu mempelajari bahasa Arab di sana.
Demikian juga orang-orang Yahudi Eropa, melihat kemajuan Islam yang tidak bisa mereka ingkari itu, hal tersebut menimbulkan sifat fanatik mereka terhadap agama Yahudi. Karena fanatisme agama ini, baik dari kalangan orang-orang Nasarani atau Yahudi masing-masing ingin memperdalam agama mereka dari sumbernya yang asli yang berbahasa Ibrani. Sebagai jembatan untuk mempelajari bahasa Ibarani itu, mereka lebih dahulu harus belajar bahasa Arab.
Mereka benci terhadap Islam, khususnya bagi orang-orang Yahudi perasaan tersebut didasari oleh suatu organisasi rahasia yang memberikan gairah untuk kehidupan bangsa Yahudi pada masa depan. Organisasi ini bernama "Free Masonry" (Masoniah).
Free Masonry adalah organisasi rahasia yang sangat benci terhadap Islam. Kristen dan pengikutnya, Organisasi ini sudah sejak 1940 tahun yang lalu, walaupun dengan nama yang lain dari yang sekarang, mulanya didirikan tahun 37 M, diberi nama "Kekuatan tersembunyi".
Kedua golongan ini datang ke sekolah-sekolah/Perguruan Tinggi Islam di Andalus, untuk mempelajari bahasa Arab dan Islam dengan maksud:
- Untuk menghancurkan Islam sendiri dengan perantaraan pengetahuan yang diperolehnya.
- Untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang telah diolah oleh orang-orang Islam, seperti: ilmu kedokteran, filsafat matematika dan lain-lain.
Karena ketika itu Eropa dikuasai oleh golongan Gereja, maka dari golongan inilah yang banyak datang belajar ke Andalus, yang terdiri dari para Paus, Uskup, dan Pendeta Katolik. Para Paus, Uskup, dan pendeta Katolik yang memulai mengatur dan mengembangkan orientalisme. Dan dengan pengaruh merekalah raja-raja dan penguasa-penguasa Eropa tertarik pada orientalisme.
Diantara kaum orientalis yang terkemuka, pada generasi pertama dari perkembangan orientalisme adalah:
- Jerbert de Oralic (1938-1003), seorang pendeta Katolik yang pergi ke Andalusia dan belajar pada perguruan-perguruan tinggi Islam di Cevilla dan Cordova. Sehingga ia terkenal seorang yang pandai dalam bahasa Arab, ilmu pasti dan ilmu falak. Kemudian ia diangkat menjadi Paus (1999-1003) dan menjadi Paus pertama dari bangsa Perancis.
- Dicuil, namanya sangat gemilang dalam tahun 1125. Ia seorang pendeta Islam, berkunjung ke Mesir, menyelidiki tentang piramid dan keadaan keislaman di Mesir.
- Pierre le Venerable (1904-1156), seorang pendeta Perancis. Ia ke Andalusia menambahkan pengetahuannya. Kemudian ia kembali kenegerinya mengembangkan kebudayaan Arab. Dan menyusun buku-buku untuk menentang orang Islam dan Yahudi.
- Danial of Morly. Mulanya ia belajar di Oxford dan Paris. ia tidak merasa puas dengan universitas-universitas Barat. Lalu berangkat ke Andalusia. Namanya terkenal antara tahun 1170-1190.
- Gerard de Cremona (1111-1187) pendeta Haila menuju ke Toledo Andalusia untuk memperdalam bahasa Arab. Ia telah menyalin tidak kurang dari 87 buku bahasa Arab tentang falsafah kestabilan, ilmu pasti dan ilmu falak ke dalam bahasanya sendiri. Diantaranya, ia telah menyalin: Rasail Al Kindi fii 'aqli wal ma'qul, Ihshul 'ulum karangan Al-farabi dan Al-Qanun Fifthib karangan Ibnu Sina.
- Michael Scot dari pendeta Scotland dan lain-lainnya.
Di samping itu mereka ini menurut Dr. Oemar Amin Husain :
Eropa pertama mendapat pendidikan Islam Toledon adalah Adelard Bath yang kemudian menjadin ahli matematika dan fisafuf Inggeris masyhur. Ia memindahkab Universitas Toledo ke Universitas Cambridge dan Oxford di Inggeris.
Ada beberapa orang Yahudi yang menjadi pemeluk agama Kristen, seperti: Juan Abendaud yang telah mengganti Raymon sebagi uskup di Toledo. Ia telah menterjemahkan beberapa kitab Arab seperti: Mantik dan filsafat Ibnu Rusydi tahun 1230. Dan kitab Siasah oleh Aristo dan terjemahan Ibnu Betrek, Aljabar dan matematika ke dalam bahasa Latin.
Demikian juga Juan de Sevilla telah menterjemahkan empat buku karangan Abi Ma'syar Al Balkhi ke dalam bahasa Latin.
Ada seorang bernama Mark, seorang Yahudi bekerja sebagai Canon pada Gereja Yahudi di Toledo. Ia agaknya teman Gerard. Buku-buku bahasa Arab lain yang tidak disalin Gerard, ia menyalinnya. Kebanyakan yang disalinnya, ilmu-ilmu tentang udara, air tempat-tempat.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa orang-orang eropa sejak abad ke XI giat mempelajari bahasa Arab dan pengetahuan Islam serta peradabannya di Andalusia (Spanyol), sampai sirna agama Islam dengan jatuhnya Granada tahun 1492. Setelah itu mereka berkisar ke negara-negara Timur.
Memang banyak orang-orang Barat (orientalis) yang memperdalam bahasa Arab dan kemudian menjadi orang yang ahli dalam bidang nahwu, sharaf. adab (sastra) dan balaghah, kemudian ada pula yang memperdalam di segi aqidah dan syari'ah.
Tapi sangat disayangkan segala ilmu pengetahuan yang telah mereka peroleh, bukanlah untuk menimbulkan keyakinan mereka terhadap Islam tapi pada umumnya adalah dijadikan alat untuk memusuhi Islam sendiri dengan kedok selubung ilmiyah, scientific research.
Karena perasaan iri hati, aqidah dan syari'ah Islam yang murni mereka bumbui dengan keterangan-keterangan yang bathil yang dapat meragukan dan mengaburkan hakekat Islam itu sendiri. Sehingga kadang-kadang dapat menggoyahkan keyakinan umat Islam terhadap agamanya di satu pihak dan sifat antipati rakyat Eropa serta persaan benci kepada Islam dilain pihak.
Penjajahan, Politik dan Perdagangan
Penjajahan adalah salah satu sebab timbulnya orientalisme. Ketika Islam berkembang dengan pesatnya di benua Timur dengan kekayaan ekonomi dan pengetahuan yang tinggi maka orang-orang Eropa makin iri hati dan benci terhadap Islam. Timbullah pula keserakahan mereka hendak menguasai negara-negara di sebelah Timur itu. Apalagi ketika itu Syiria adalah pusat perdagangan antara Timur dan Barat. Sehingga hasil-hasil dari negara-negara Timur berupa rempah-rempah, gula dan lain-lain sebagainya makin dikenal oleh orang-orang Eropa.
Disinilah mereka mempergunakan para orientalisme untuk menyelidiki tentang keadaan negara-negara Timur baik berupa agama, kebudayaan, ekonomi,, politik dan lain-lain.
Hasil penelitian tersebut dijadikan bahan oleh penguasa-penguasa Eropa untuk menguasai dan menjajah negara-negara Timur di Asia, demikian juga hal yang sama di benua Afrika.
Disamping itu para pemuka-pemuka agama Kristen selalu menghasut rakyat Eropa untuk melepaskan Baitul Maqdis dari tangan kaum muslimin, dengan semboyan perang suci. Inilah diantara sebab-sebab penting yang menyebabkan terjadinya perang Salib I tahun 1096. Orang yang berhasil menanamkan kebencian terhadap Islam ialah: "Johanes Damascendi, Theofanes Confessor, Nicolas Byzantius, Prideaux, Rudolf de Ludheim, Nicolas de Cuse, Vives Marracel, Bibliander, Potinger". Negara-negara di Eropa bersatu untuk menyerang kaum muslimin di Jerussalem. Sebenarnya ini adalah perang penjajahan yang berkedok agama, mulanya bernama Holy War (Perang Suci), kemudian berubah menjadi Crusade (Perang Salib). Pada hakekatnya ini adalah jalan untuk kekerasan di atas benua Timur Islam, di mana di sana terdapat kekayaan ekonomi dan hasil perdagangan yang tinggi.
Sebagai contoh misalnya, sewaktu Napoleon menyerang Mesir ia membawa sarjana-sarjana dan ahli-ahli ke-Islaman untuk diperalat memahami rahasia-rahasia agama Islam dan Umatnya.
Bangsa Belanda ketika menjajah bangsa Indonesia mengangkat Snouck Hurgronje sebagai penasehat pemerintah Hindia Belanda, sedang pada hakekatnya ia di peralat oleh pemerintah Belanda dalam menghadapi umat Islam di Indonesia.
Dr. Abd Mu'nim Moh. Hasanain dalam bukunya "Orientalisme" menulis :
Sebenarnya orientalisme hakekat dan kenyataannya adalah alat penjajah: tujuan orientalisme ini ialah memakai dan mempergunakan penelitian masalah ketimuran sebagai langkah untuk menyerang/memerangi Islam, menimbulkan rasa keragu-raguan terhadap sumber-sumber Islam agar umat Islam berpaling dari agamanya, agar umat Islam jangan samapai pada kemuliaan dan kekuatannya. tetapi hanya selalu mengekor kepada Barat, dan selalu taqlid masa bodoh dan apatis melihat segala macam kejahatan dan kemorosotan di negeri mereka.
Para orientalisme adalah antek-antek penjajah Barat terhadap negeri-negeri Timur dan negeri Islam, karena gerakan orientalis ini adalah lanjutan dari Perang Salib dalam bentuk yang lain.
No comments:
Post a Comment