Indonesia sebagai Negara yang
terdiri dari berbagai suku bangsa dan kaya akan budaya Nusantara, masyarakat
muslim di Indonesia punya tradisi tersendiri untuk menyambut datangnya bulan
suci tersebut. Meski tata cara tradisi menyambut bulan puasa beragam, namun
semangatnya tetap sama, yakni sebagai bentuk ucap syukur serta kegembiraan umat
muslim akan datangnya bulan puasa. Lebih jelasnya kita simak berikut
tradisi Islam Melayu.
Petang Megang
Tradisi di Pekanbaru ini memiliki
arti sesuai dengan namanya. Kata Petang di sini berarti petang hari atau sore
hari, sesuai dengan waktu dilaksanakan tradisi ini memang dilaksanakan pada
sore hari. Sedangkan Megang di sini berarti memegang sesuatu yang juga dapat di
artikan memulai sesuatu. Hal ini sesuai dengan waktu diadakan tradisi ini yaitu
sebelum Ramadhan dan ingin memulai sesuatu yang baik dan suci yaitu puasa.
Tradisi Petang Megang
dilaksanakan di Sungai Siak. Hal ini mengacu pada leluhur suku Melayu di
Pekanbaru yang memang berasal dari Siak. Tradisi ini diawali dengan ziarah ke
berbagai makam pemuka agama dan tokoh-tokoh penting Riau. Ziarah dilakukan
setelah sholat Dzuhur. Lalu, dilanjutkan dengan ziarah utamanya yaitu ziarah ke
makam Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah, yang juga dikenal dengan
nama Marhum Pekan. Beliau merupakan sultan kelima Kerajaan Siak Sri Indrapura
(1780-1782 M) dan juga pendiri kota Pekanbaru.
Mandi Balimau Kasau
Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Acara ini biasanya dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa. Upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa, juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri. Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas. Sedangkan kasai adalah wangi-wangian yang dipakai saat berkeramas. Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut ini (kasai) dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa.
Jalur pacu, Kuantan Singingi
Di Kabupaten Kuantan Singingi,
Riau, masyarakatnya memiliki tradisi yang mirip dengan lomba dayung. Tradisi “Jalur
Pacu” ini digelar di sungai-sungai di Riau dengan menggunakan perahu
tradisional, seluruh masyarakat akan tumpah ruah jadi satu menyambut acara
tersebut.
Tradisi yang hanya digelar setahun sekali ini akan ditutup dengan "Balimau Kasai" atau bersuci menjelang matahari terbenang hingga malam.
Tahlil Jamak/Kenduri Ruwah, Kepulauan Riau
Warga Pulau Penyengat, Kota
Tanjungpinang, Kepulauan Riau, punya tradisi khas menyambut datangnya bulan
puasa, yaitu menggelar Tahlil Jamak atau Kenduri Ruwah. Tahlil Jamak itu berupa
zikir serta berdoa untuk para arwah orang tua atau sesame muslim. Selain doa,
juga dilaksanakan kenduri dengan sajian menu kenduri yang bersumber dari
sumbangan sukarela warga.
Tradisi tersebut disatukan sejak
berdirinya Masjid Penyengat. Bahkan , sampai saat ini, Kenduri Ruwah masih
dilakukan secara berjamaah di masjid tersebut.
Tradisi Barzanji
Tradisi Barzanji merupakan tradisi
Melayu yang berlangsung hingga kini. Tradisi ini terus mengalami perkembangan
dengan berbagai inovasi yang ada. Misalnya, penggunaan alat musik modern untuk
mengiringi lantunan Barzanji dan shalawat. Barzanji menghubungkan praktik
tradisi Islam masa kini dengan tradisi Islam di masa lalu. Selain itu, melalui
Barzanji masyarakat Melayu Islam dapat mengambil pelajaran dari kehidupan Nabi
Muhammad Saw.
Dari perayaan pembacaan Barazanji
ini, ada banyak nilai-nilai yang dapat kita ambil. Misalnya, menambah kecintaan
kita terhadap baginda Rasul. Dan dari syair-syair tersebut kita dapat mengambil
hikmah dari kehidupan Nabi Muhammad. Dan juga, dengan kegiatan tradisi ini,
dapat membuka ruang sosialisasi antar satu dengan lainnya sehingga mempererat
hubungan tali silaturrahmi. Dan dengan perpaduan antara budaya Islam dan
Indonesia akan melahirkan budaya baru sehingga memperkaya kebudayaan Indonesia.
No comments:
Post a Comment