Mengukur kekuatan gempa dapat menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan pendekatannya, skala pengukuran gempa dapat dibagi menjadi dua, yaitu magnitudo (magnitude) yang merupakan skala kuantitatif, dan intensitas (intensity) yang merupakan skala kualitatif.
Magnitudo
Magnitudo gempa mengukur gempa berdasarkan energi yang di lepaskan dari sumber gempa. Ada bermacam-macam jenis magnitudo gempa, di antaranya sebagai berikut.
a. Magnitudo lokal ML (local magnitude)
b. Magnitudo gelombang badan MB (body-wave magnitude)c. Magnitudo gelombang permukaan MS (surface-wave magnitude)
d. Magnitudo women MW (moment magnitude)
e. Magnitudo gabungan M (unifed magnitude)
Namun yang paling populer adalah magnitudo lokal ML yang tak lain adalah Magnitudo Skala Richter (SR). Magnitudo ini dikembangkan kali pertama pada tahun 1935 oleh seorang seismologi Amerika, Charles F. Richter, untuk mengukur kekuatan gempa di Kalifornia. Richter mengukur magnitudo gempa berdasarkan nilai amplitudo maksimun gerakan tanah (gelombang) pada jarak 100 km dari episenter gempa. Besarnya gelombang ini tercatat pada seismograf.
Seismograf dapat mendeteksi gerakan tanah mulai dari 0,00001 mm (1x10 pangkat mm) hingga 1 m. Untuk menyederhanakan rentang angka yang terlalu besar dalam skala ini, Richter menggunakan bilangan logaritma berbasis 10. Hal ini berarti setiap kenaikan 1 angka pada Skala Richter menunjukkan amplitudo 10 kali lebih besar.
Magnitudo 5 SR sudah termasuk besar, magnitudo 6 SR mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Meskipun nilai dalam SR tidak memilik batas maksimum, para ahli seismolgi menyatakan bahwa lempeng bumi ini tidak memiliki cukup simpanan energi untuk menghasilkan magnitudo gempa sebesar 10 SR.
Skala intensitas kali pertama di perkenalkan pada tahun 1883 oleh seorang seismologis Italia M.S. Rossi dan ilmuwan swiss F.A. Forel yang di kenal dengan Skala Rossi-Forel. Skala ini kemudian dikembangkan lagi pada tahun1902 oleh seorang seismolgis Itali Giuseppe Mercalli. Kemudian, pada tahun 1931 seismologis Amerika, H.O.Wood dan Frank Neuman mengadaptasi standar yang telah ditetapkan Mercalli untuk kondisi di Kalifornia, dan menghasilkan Skala Modified Mercalli Intensity (MMI).
Beberapa skala intensiats gempa yang lain adalah sebagai berikut.
a. Japan Meteorologi Agency (JMA), ditemukan pada tahun 1951, hingga kini digunakan untu mengukur kekutan gempa di Jepang
b. Medvedev, Spoheuer, Karnik (MSK), ditemukan tahun 1960-an.
c. European Microsismic Scale (EMS), ditemukan tahun 1990-an
Oleh karena sifatnya yang kualitatif, skala intensitas sangat subjektif dan sangat bergantung pada kondisi lokasi di mana gempa itu terjadi. Gempa dengan magnitudo yang sama, namun terjadi di dua tempat yang berbeda akan memberikan nilai intensitas yang berbeda.
Seismograf dapat mendeteksi gerakan tanah mulai dari 0,00001 mm (1x10 pangkat mm) hingga 1 m. Untuk menyederhanakan rentang angka yang terlalu besar dalam skala ini, Richter menggunakan bilangan logaritma berbasis 10. Hal ini berarti setiap kenaikan 1 angka pada Skala Richter menunjukkan amplitudo 10 kali lebih besar.
Magnitudo 5 SR sudah termasuk besar, magnitudo 6 SR mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Meskipun nilai dalam SR tidak memilik batas maksimum, para ahli seismolgi menyatakan bahwa lempeng bumi ini tidak memiliki cukup simpanan energi untuk menghasilkan magnitudo gempa sebesar 10 SR.
2. Intensitas
Zaman dahulu ,sebelum manusia mampu mengukur magniyudo gempa, besarnya gempa hanya dapat dinyatakan berdasarkan seberapa efek yang di timbulkan atau diberikan terhadap kehidupan manusia, alam, struktur bangunan yang di buat oleh manusia, dan reaksi hewan. Besarnya gempa yang ditentukan melalui observasi semacam ini dinamakan dengan intensitas gempa.Skala intensitas kali pertama di perkenalkan pada tahun 1883 oleh seorang seismologis Italia M.S. Rossi dan ilmuwan swiss F.A. Forel yang di kenal dengan Skala Rossi-Forel. Skala ini kemudian dikembangkan lagi pada tahun1902 oleh seorang seismolgis Itali Giuseppe Mercalli. Kemudian, pada tahun 1931 seismologis Amerika, H.O.Wood dan Frank Neuman mengadaptasi standar yang telah ditetapkan Mercalli untuk kondisi di Kalifornia, dan menghasilkan Skala Modified Mercalli Intensity (MMI).
Beberapa skala intensiats gempa yang lain adalah sebagai berikut.
a. Japan Meteorologi Agency (JMA), ditemukan pada tahun 1951, hingga kini digunakan untu mengukur kekutan gempa di Jepang
b. Medvedev, Spoheuer, Karnik (MSK), ditemukan tahun 1960-an.
c. European Microsismic Scale (EMS), ditemukan tahun 1990-an
Oleh karena sifatnya yang kualitatif, skala intensitas sangat subjektif dan sangat bergantung pada kondisi lokasi di mana gempa itu terjadi. Gempa dengan magnitudo yang sama, namun terjadi di dua tempat yang berbeda akan memberikan nilai intensitas yang berbeda.
No comments:
Post a Comment