Sunday, April 7, 2019

Research dan Tujuannya, Jenis-jenis Research dan Perkembangan Metodologi Research.

Suatu research, khususnya dalam ilmu-ilmu pengetahuan empirik, pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Menemukan berarti berusaha mendapatkan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan. Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada; sedang menguji kebenaran dilakukan jika apa yang sudah ada masih atau menjadi diragu-ragukan kebenarannya. Research yang bertujuan menemukan problematik-problematik baru biasa disebut research eksplorativ. Research yang khususnya dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah  ada dinamakan research perkembangan (developmental research). Sedang research yang ditujukan untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut research vervikativ.

Suatu research mungkin dilakukan hanya sampai pada taraf deskriptiv, mungkin juga sampai pada taraf inferensial. Pada taraf deskriptiv orang hanya semata-mata melukiskan keadaan obyek atau peristiwanya tanpa suatu maksud untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum. Sebaliknya dalam research yang dilakukan sampai taraf inferensial yang tidak hanya berhenti pada taraf melukiskan, melainkan dengan keyakinan tertentu mengambil kesimpulan-kesimpulan umum dari bahan-bahan tentang obyek persoalannya. Kesimpulan-kesimpulan senacam inilah yang nantinya diharapkan dapat dijadikan dasar-dasar deduksi untuk menghadapi persoalan-persoalan khusus atau tindakan-tindakan praktis tentang kejadian-kejadian tertentu.

Jenis-jenis Research

Penggolongan jenis-jenis research sangat tergantung kepada pedoman dari segi mana penggolongan itu ditinjau. keseragaman dasar tinjauan penggolongan belumlah tercapai. Namun secara umum dapatlah dicatat jenis-jenis penggolongan sebagai berikut :
  • Penggolongan menurut bidangnya: research pendidikan, research sejarah, research bahasa, research ilmu teknik, research biologi, research ekonomi, dsb.
  • Penggolongan menurut tempatnya: research laboratorium, research perpustakaan, dan research kancah.
  • Penggolongan menurut pemakaiannya : research murni (pure research) dan research terpakai (appiled research).
  • Penggolongan menurut tujuan umumnya: research eksplorativ, research develomental, dan research verivikativ.
  • Penggolongan menurut tarafnya: research deskriptiv dan research inferensial.
  • Penggolongan menurut approachnya: research longitudinal dan research cross-sectional.
Kecuali yang disebutkan itu masih ada beberapa jenis penggolongan lainnya yang tidak sangat perlu untuk disebutkan satu demi satu. Hanya satu catatan perlu dikemukakan, yaitu bahwa oleh karena banyak sekali overlapping antara penggolongan yang satu dengan penggolongan lainnya, maka dasar-dasar penggolongan seperti disebutkan diatas tidak selalu dapat diikuti oleh semua orang. Misalnya saja deskriptiv dan inferensial, oleh beberapa orang mungkin disebut tujuan, bukan taraf. Hal semacam itu hendaknya tidak dipandang sebagai suatu kesalahan, melainkan sebagai suatu kewajaran karena dasar-dasar pengertian penggolongan yang memang lain.

Perkembangan Metodologi Research

Sesuai dengan tujuannya, research dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Pelajaran yang memperbincangkan metode-metode ilmiah untuk research disebut metodologi research.

Metodologi research sebagaimana kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang sangat cermat dan mengajukan sarat-sarat yang sangat keras. Maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari sesuatu research dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya. 

Proses untuk mencapai taraf seperti sekarang ini telah memakan waktu yang sangat panjang dan melewati beberapa tingkatan. Rummel menggolong-golongkan taraf-taraf perkembangan metodologi research kedalam empat periode yaitu:
  1. Periode trial and error,
  2. Periode authority and tradition,
  3. Periode speculation and argumentation,
  4. Periode hypothesis and experimentation.
Dalam periode trial and error, dalam mana ilmu pengetahuan masih dalam keadaan embrional, orang tidak menggunakan dalil-dalil deduksi yang logis sebagaimana diperlukan untuk menyusun suatu ilmu pengetahuan. Sebaliknya, orang mencoba sekali lagi sampai dijumpai suatu pemecahan yang dipandang memuaskan.

Kebanyakan problematikanya sendiri tidak dibatasi dengan jelas. Tata kerja dan cara-cara pemecahannya masih dicari-cari sambil berjalan. Dan observasi-observasi yang dilakukan sifatnya sangat sederhana dan kwalitativ. Kemajuan setapak demi setapak secara pasti belum ditentukan sebelumnya. Jika ada rencana yang pasti, rencana itu adalah mencoba dan mencoba lagi.

Dalam periode yang kedua, periode authority and tradition, pendapat-pendapat dari "pemimpin-pemimpin" dimasa yang lampau selalu dikutip kembali. Pendapat-pendapat itu dijadikan doktrin yang harus diikuti dengan tertib tanpa sesuatu kritik. Tidak jarang pendapat-pendapat itu tidak benar atau picik. Namun karena dikemukakan oleh pemimpin dan diucapkan dengan penuh keyakinan dan semangat maka orang "awam" harus menganggap pendapat itu sebagai kebenaran. "The Master always says the truth". Karena itu jika ada ketidakcocokan antara kenyataan atau fikiran seseorang dengan pendapat sang pemimpin, maka kenyataan itu harus disulap, dan fikiran itu harus difikirkan kembali. Salah satu contohnya adalah lahirnya Dunia COPERNICUS pada tahun 1543. Disekitar abad XVI kaum cerdik pandai di Eropa adalah orang-orang Yesuit, dan mereka itu tidak merasa senang dengan ilmu-ilmu pengetahuan baru yang tidak bersumber pada mereka. Ketika Dunia COPERNIUS yaitu teori bahwa dunia bukanlah pusat dari alam semesta, melainkan hanya suatu satelit saja dari matahari diterbitkan, dengan serta merta kaumYesuit yang menjadi penguasa (authority) pada waktu itu menolak dengan keras. Menurut ajaran kaum Yesuit, dunia adalah pusat dari alam semesta, Sorga dan disekitarnya, dan bintang-bintang adalah sinar-sinar kerokhanian. Namun dengan dipelopori oleh ketabahan dan keuletan dari GALILEO, dan dilanjutkan oleh KEPLER, DRAHE, NEWTON, LAPLACE, dan lain-lain ahli perbintangan maka akhirnya terputuslah belenggu rantai baja yang menahan kemajuan ilmu pengetahuan dalam berabad-abad. Para cerdik pandai menjadi percaya akan kebenaran dari sistim COPERNICUS.

Tradisi dalam kehidupan manusia memang memegang peranan yang sangat penting. Sampai-sampai pada saat sekarang pun masih banyak "kenyataan" yang bersumber pada tradisi. Para petani, yang menerangkan bahwa ia menggilir tanamannya secara teratur dari musim ke musim karena nenek moyang mereka berbuat begitu, menunjukkan betapa tradisi telah menguasai cara berfikir dan cara kerja orang sampai bilangan abad lamanya. Sudah tentu tidak semua tradisi adalah salah. Akan tetapi mempercayai tradisi karena tradisi dan mempercayai tradisi karena menyadari kebenarannya adalah tingkat kepercayaan yang berbeda secara kwalitativ.

Dalam periode ketiga, yaitu periode speculation and argumentation, doktrin-doktrin yang disodorkan dengan penuh semangat dan keyakinan oleh tokoh-tokoh penguasa mulai diragu-ragukan. Dengan senjata ketajaman dialektika dan ketangkasan bicara orang mulai berkelompok-kelompok mengadakan diskusi dan debat untuk mencari kebenaran. Spekulasi dilawan dengan spekulasi. Dan argumentasi dilawan dengan argumentasi. Kita catat misalnya betapa teori DARWIN tentang natural selection dan the survival of the fittest menimbulkan argumentasi yang sangat tajam dan berlarut-larut dengan masing-masing pihak mengajukan alasan-alasan yang berbeda-beda.

Perkembangan ilmu pengetahuan pada taraf ini sangat menderita karena orang terlalu mendewakan akal dan ketangkasan lidahnya, seolah-olah satu-satunya kebenaran adalah apa yang dapat dicapai oleh akal (fikir) dan ucapan semata-mata, sama sekali dapat dilepaskan dari kenyataannya. Ini sangat berbeda dengan periode berikutnya dalam mana orang mulai memberi tempat sepatutnya kepada empiri dan memadukan jalan-jalan berfikir yang deduktiv dan induktiv.

Dengan dasar fikiran bahwa semua peristiwa dalam alam semesta ini dikuasai oleh tata-tata dan mengikuti pola-pola tertentu, dalam periode yang keempat, yaitu periode hypothesis and experimentation, orang mulai berusaha sekeras-kerasnya untuk mencari rangkaian tata-tata itu untuk menerangkan sesuatu kejadian. Mula-mula orang menggunakan ketajaman fikirannya untuk membuat dugaan-dugaan (hipotesa-hipotesa). Kemudian ia mengumpulkan fakta-fakta. Dan dari fakta-fakta itu ditariknya kesimpulan-kesimpulan umum yang menguasai fakta-fakta itu. Sudah dapat dipastikan bahwa kesimpulan-kesimpulan itu tidak selalu cocok dengan dugaan-dugaan semula. Analisa dilakukan dengan sangat hati-hati, cermat, dan tajam terhadap fakta-fakta yang diperoleh dari eksperimentasi, dokumen-dokumen sejarah, observasi-observasi biasa, dsb. Umumnya orang menggunakan alat-alat pengukuran yang teliti, mempermainkan simbol-simbol yang dapat diperlakukan secara matematik. Dan dengan konsepsi-konsepsi yang matang dicobanya menginterpertasi dan menarik konklusi-konklusi yang cermat. Sarat-sarat yang biasanya diajukan adalah :
  1. Penyelidik harus kompoten dalam arti secara teknik menguasai dan mampu menyelenggarakan research secara ilmiah.
  2. Penyelidik harus obyektif dalam arti tidak mencampuradukkan antara pendapat sendiri dan kenyataan.
  3. Penyelidik harus jujur dalam arti mengendalikan diri untuk tidak menyelundupkan keinginan-keinginan sendiri kedalam fakta-fakta.
  4. Penyelidik harus factual dalam arti tidak bekerja tanpa fakta-fakta.
  5. Dan penyelidik harus terbuka dalam arti bersedia memberikan bukti-bukti atau memberi kesempatan kepada orang lain untuk menguji kebenaran daripada proses dan atau hasil penyelidikannya. 
Periodisasi perkembangan  metodologi seperti yang dikemukakan diatas belumlah merata di semua negara. Bahkan di satu negarapun perkembangan yang tegas terpisah taraf-tarafnya tanpa overlapping tidak dengan mudah dapat diamati. Keadaan semacam itu dapat difahami karena perkembangan tidak selalu berjalan secara serempak di semua tempat.
  


  

No comments:

Post a Comment